Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

KPSI Gandeng KONI & BAORI, PSSI Lebih Percaya BAKI

21 Maret 2012   10:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:40 1800 1
Kalau kompasianer mencermati berita di detiksport kanal bola indonesia, ada dua berita yang saling bertolak belakang. Yang pertama KPSI melaporkan hasil KLB kepada KONI, sementara di bawahnya, PSSI melaporkan hasil Kongres Tahunan kepada AFC/FIFA. Ketua Umum KONI Tono Suratman menegaskan bahwa dirinya masih menunggu laporan dari PSSI yang nantinya akan diteruskan ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI). Secara logika, penyerahan hasil laporan Kongres kepada AFC/FIFA oleh PSSI dirasa tepat karena PSSI berafiliasi ke AFC dan FIFA, bukan ke KONI.

Menanggapi berita penyerahan hasil KLB ke KONI, Deputi Sekjen Saleh Ismail Mukadar menegaskan PSSI hanya tunduk pada BAKI (Badan Arbitrase Ke-Olahragaan Indonesia) yang dibentuk oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) karena BAKI secara tegas menyatakan tunduk pada Badan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS).

Sekedar diketahui, BAORI adalah lembaga arbitrase yang dibentuk oleh pemerintah dibawah wewenang KONI. Sementara itu, BAKI dibentuk oleh Komite Olimpiade Indonesia lewat Kongres Istimewa Komite Olimpiade Indonesia (KOI) di Jakarta, 26 Mei silam. Dalam Kongres yang melahirkan keputusan nomor 03/KI-KOI/IV/2010 berisi tentang pembentukan BAKI, yang disahkan pembentukannya pada 4 Juni dengan beranggotakan 8 orang.

Ketua Umum KOI/KONI saat itu, Rita Subowo menegaskan bahwa keberadaan BAKI ini ke depan merupakan satu-satunya badan arbitrase olahraga di Indonesia. Sedangkan keberadaan BAORI (Badan Arbitrase Olahraga Indonesia) dianggap tidak ada. Karena itu, BAKI secara hukum ditetapkan sebagai lembaga tunggal arbitrase olahraga di Tanah Air.

Menyikapi keberadaan dua lembaga arbitrase olahraga di Indonesia, seharusnya KONI sebagai penengah konflik PSSI vs KPSI menyerahkan sepenuhnya pada lembaga arbitrase olahraga internasional (CAS) dan FIFA sebagai induk PSSI. Dikhawatirkan jika diserahkan ke BAORI, akan banyak menimbulkan ketidakpuasan akibat terjadinya konflik kepentingan antara siapa yang berhak memutuskan perkara, BAORI atau BAKI.

Lankah KPSI yang menyerahkan hasil KLB ke KONI, dan bukannya ke AFC/FIFA menunjukkan betapa KPSI mengandalkan lobi-lobi politik dibanding penyelesaian secara legalitas keolahragaan. Jika langkah pertama menggugat ke CAS sudah digugurkan, KPSI mungkin berharap pemerintah lewat KONI bisa mengambil alih PSSI, sehingga nantinya PSSI bisa diisi kembali dengan orang-orang dari KPSI.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun