"Ya, memang dimajukan menjadi 18 Maret. Hal ini kami lakukan karena permintaan ’voters’," kata Ketua KPSI, Tony Apriliani, saat dikonfirmasi dari Jakarta, Minggu (19/2/2012).
Jauh hari sebelumnya, KPSI bermaksud mengadakan KLB tanggal 9 Maret. Namun, jadwal itu diundur pada tanggal 21 Maret dengan alasan ingin menyesuaikan jadwal Komite Pemilihan dalam menjalankan tugasnya menyaring calon Ketua Umum.
Menurut Toni, para calon peserta KLB nantinya sesuai dengan hasil Kongres Bali dan Kongres Solo. "Peserta yang diundang benar-benar hasil Kongres Bali dan Solo. Yang diundang juga sesuai dengan amanat rekonsiliasi dari Menpora dan KONI," kata anggota Komite Eksekutif PSSI yang baru saja dilengserkan itu.
Penyelenggaraan KLB KPSI yang bertepatan dengan Kongres PSSI ini mungkin adalah salah satu strategi KPSI yang ingin langsung bertarung face to face dengan PSSI. Dengan waktu yang bersamaan, KPSI bisa melihat siapa saja pendukung mereka, khususnya pada Pengprov. Karena PSSI sudah menegaskan tidak akan mengundang klub pemilik suara yang berlaga di kompetisi PT. LI. Begitu pula sebaliknya dengan PSSI, mereka juga bisa melihat siapa saja pemilik hak suara yang sudah membelot ke KPSI.
Pemilik hak suara pun juga akan kebingungan menentukan sikap. Beberapa waktu lalu tersiar berita beberapa klub ISL meminta PSSI untuk mengundang mereka dalam Kongres Tahunan PSSI. Kalau sudah ada dua undangan seperti ini, bagaimana mereka akan menyikapinya? Karena dalam aturan Kongres, pemilik suara harus hadir sendiri atau dimandatkan. Apa mungkin ada satu pemilik suara hadir di dua tempat dalam waktu yang bersamaan?
Strategi KPSI ini semakin menguatkan sinyal bahwa sejatinya mereka memang tidak menginginkan rekonsiliasi, namun lebih memilih agar sepakbola Indonesia mendapat hukuman dari FIFA.
rujukan : http://bola.kompas.com/read/2012/02/20/09583716/KLB.Versi.KPSI.Bersamaan.dengan.Kongres.Tahunan.PSSI