saya pernah terpilih mewakili sekolah untuk tergabung dalam sebuah pelatihan penulisan karya sastra ketika duduk di bangku sma. pelatihan tersebut diadakan oleh pemerintah daerah bersama balai bahasa di kota saya. beberapa puisi saya telah juga dicetak menjadi sebuah buku kumpulan puisi karya peserta pelatihan itu.
saya adalah lulusan fakultas bahasa dan sastra jurusan sastra inggris di salah satu universitas negeri di kota itu pula. bahkan konsentrasi yang saya ambil pun juga sastra.
saya yang dari kecil suka membaca. bahkan rela menyisihkan uang jajan untuk membeli buku idaman. saya yang dulu rela membunuh waktu dengan membaca buku fiksi setebal kamus oxford. saya yang dulu juga pernah berproses menulis cerita yang kemudian hilang tanpa jejak meskipun belum sempat tergenapkan.atau ketika saya begitu menikmati membaca bukubuku filsafat dan psikologi.
sekarang saya adalah manusia akhir jaman yang sibuk bercengkerama dengan dokumen. sibuk mengisi barisan kotakkotak excel. sibuk berbincang dengan kolega untuk sebuah pencapaian. saya jadi lupa seperti apa rasanya kepuasan batin yang dulu pernah saya rasakan ketika menulis, pun membaca.
sekarang, seperti yang saya tulis di awal, otak saya seperti beku, tangan saya seperti mati rasa, pikiran saya tak lagi bebas menari. saya jadi seperti hilang arah. bukan, lebih tepatnya tak memiliki arah.
jari saya tak lagi lincah merangkai kata. ah, mungkin jarijari ini sudah tak lagi berteman dengan imajinasi saya yang mungkin sudah sekarat. yah, menulis bukan lagi menjadi hal yang mudah meskipun saya ingin. menulis yang dulu membuat saya benarbenar berbincang dengan diri saya sendiri sekarang nyatanya menjadikan saya tak beda dengan malin kundang yang dikutuk ibunya, membatu.
ah, saya rindu menulis...