Sejarah bangsa perlu kita kenang sebagai cermin masa kini tentang bagaimana kita harus bersikap terhadap negeri ini. Salah satu sejarah hebat adalah perebutan ibukota RI dari cengkeraman Belanda pada 1 Maret 1949. Dimulai pada awal Februari 1949 ketika Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam posisi memimpin perang gerilya di luar ibukota negara Ngayogyakarta Hadiningrat. Seorang kurir dengan berjalan kaki membawakan surat dari Sinuhun Sri Sultan Hamengkubuwono IX kepada Panglima gerilya yang sedang berada di Pacitan Jawa Timur. Sinuhun Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam suratnya menyatakan bahwa dunia internasional harus mengetahui bahwa “INDONESIA dan TENTARA NASIONAL INDONESIA MASIH ADA”. Serangan-serangan yang telah dilakukan laskar-laskar pejuang rakyat bersama tentara tidak mendapat perhatian internasional karena selalu dilakukan pada malam hari. Belahan dunia lain tidak merespons karena perbedaan zona waktu.