[caption id="attachment_124719" align="alignleft" width="374" caption="Cabang oahraga renang yang menjadi sumber perolehan medali emas Jatim, telah mengalami rekayasa pengurangan nomor. Kini rekayasa baru terjadi dengan menabah 43 nomor baru di 17 cabr yang berpiha pada tuan rumah Riau dan Jabar."][/caption]
MEMBUAT kejutan menjelang penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012, mungkin sudah menjadi suratan Komite Olahraga Nasional Indonesa (KONI) Pusat. Sering kali kebijakannya itu jauh dari konsep pembinaan olahraga, sehingga menjengkelkan mayoritas KONI Provinsi. Kendati demikian, Lembaga Swadya Masyarakat (LSM) yang menjadi kepanjangan tangan pemeintah pusat itu tak pernah menyadari. Dan, kebijakan yang cenderung berpihak pada salah satu daerah itu pun selalu saja dilakukan berulang-ulang. Demikian pula yang diputuskan pada awal Agustus lalu dengan terbitnya SK Nomor 35 tahun 2011 Dalam SK tersebut, KONI Pusat memutuskan menambah 43 nomor pertandingan dalam penyelenggaraan PON 2012. Dengan tambahan itu, jumlah nomor pertandingan yang akan diselenggarakan di rana Riau itu menjadi 598, sementara sebelumnya jumlah nomor yang dipertandingkan sebanyak 555 dari 39 cabang olahraga (cabor). Tambahan 43 nomor pertandingan itu merupakan pengembangan nomor pertandingan dari 17 cabang olahraga (cabor) yang digelar. Cabang olahraga yang mendapatkan tambahan nomor pertandingan, antara lain menembak ditambah delapan nomor, atletik (2), catur (2), perahu naga (5), golf (2), gulat (5), taekwondo (2), tinju (2), wushu (2), paralayang (2), terbang layang (2), terjun payung (2), bridge (2), dan sepatu roda (2). Ironisnya lagi dari 17 cabor yang nomornya bertambah, sebagian besar bukan andalan Jatim. Sementara cabang olahraga milik Jatim, seperti panahan, panjat tebing, renang, dan selam, sama sekali tidak ada perubahan. Tak pelak lagi keputusan yang tidak biasa dilakukan oleh kepengurusan KONI Pusat sebelumnya pada satu tahun menjelang penelenggaraan PON itu pun mendapat reaksi keras, mayoritas semua KONI Provinsi. Sebab kebijakan yan dilakukan kepengurusan yang dipimpin Rita Subowo itu, berpotensi mengacaukan sistem pembinaan atlet yang telah diakukan semua KONI Provinsi selama dua setengah tahun lebih ini. Tak hanya itu, penambahan 43 nomor cabor itu juga berpeluang merusak strategi target perebutan medali yang sudah ditetapkan oleh setiap KONI Provinsi calon peserta PON 2012 di Riau. Karena itu, bukan sebuah sikap yang berlebihan jika Ketua Harian KONI Jatim, H. Dhimam Abror Djuraid [caption id="attachment_124720" align="alignright" width="271" caption="JENGKEL. Ketua Harian KONI Jatim, H. Dhimam Abror Djuraid merasa jengkel atas kebijakan KONI Pusat menambah 43 nomor baru. Karena itu, dia akan mengirim utusan untu mengetahui alasan penambahan nomor baru dalam PON XVIII/2012 di Riau"][/caption] ini tersulut kejengkelannya. Demkian besar kejengkelan pria berkumis itu, sehingga rasa curiga pun sempat mencuat dalam hat kecinya. Penambahan nomor cabor itu dicurigai merupakan skenario besar rancangan beberapa daerah rival Jatim dan tuan rumah Riau yang direstui KONI Pusat, dengan tujuan membegal Jawa Timur untuk kembali menjadi juara umum PON 2012.
KEMBALI KE ARTIKEL