Kantor media pemerintah Gaza pada 31 Desember 2023 mengatakan, lebih dari 200 situs warisan dan arkeologi hancur dalam pemboman Israel yang dianggap paling merusak dalam sejarah modern.
Sementara itu, Wall Street Journal (WSJ)Â dalam laporannya merinci bahwa ada sekitar 300.000 dari 439.000 rumah di Gaza telah hancur akibat serangan Israel.
Lewat citra satelit, WSJ juga menemukan ada 29.000 bom yang dijatuhkan di Gaza dengan menargetkan daerah permukiman, gereja-gereja Bizantium, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan. Semua infrastruktur sipil telah rusak da dinyatakan tidak dapat diperbaiki.
Dalam waktu hampir dua bulan, serangan tersebut telah menimbulkan lebih banyak kerusakan dibandingkan penghancuran Aleppo di Suriah antara tahun 2012 dan 2016, Mariupol di Ukraina, bahkan pemboman Sekutu terhadap Jerman pada Perang Dunia II.
Serangan Israel bahkan telah membunuh lebih banyak warga sipil daripada yang dilakukan koalisi Amerika Serikat dalam operasi penumpasan ISIS yang berjalan selama tiga tahun.
Robert Pape, ilmuwan politik di Universitas Chicago, kepada WSJ mengatakan bahwa serangan Sekutu ke Jerman pada tahun 1942 - 1945 menghancurkan sekitar 40-50% wilayah perkotaan, persentase yang lebih kecil dari kehancuran yang disebabkan militer Israel dalam kurang dari tiga bulan.
"Gaza adalah salah satu kampanye hukuman sipil paling intens dalam sejarah. Kini mereka berada di kuartil teratas dalam kampanye pengeboman paling dahsyat yang pernah ada," kata Pape.
Operasi militer Israel di Gaza kini juga termasuk yang paling mematikan dalam sejarah karena telah menewaskan lebih dari 21.500 orang dan melukai 55.000 orang.
Mengutip Al Jazeera, lebih dari 1.000 anak-anak diamputasi anggota tubuhnya dalam serangan Israel sejak 7 Oktober.
Israel selalu mengklaim bahwa mereka hanya menargetkan pejuang Hamas. Tingginya korban dari kalangan sipil disebut bisa terjadi karena Hamas selalu berbaur di wilayah sipil.
Sebagian besar korban tewas adalah warga sipil, dengan lebih dari 70% di antaranya adalah anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia. Di saat yang sama, lebih dari 90% penduduk Gaza kini menjadi pengungsi dan terancam kelaparan hingga diserang wabah penyakit.