Selasa (5/5) lalu, Menteri Kesehatan Kepang kato Katsunobu mengatakan kalau obat-obatan ini akan bisa digunakan jika disetujui oleh panel penasehat hari ini, Kamis (7/5).
Proses persetujuan semacam ini biasanya memerlukan waktu hingga satu tahun. Tapi dalam kasus ini pemerintah Jepang berani melakukan proses cepat hanya dalam satu minggu saja.
Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan obat-obatan semacam ini. Mulai dari seberapa mendesak kebutuhannya sampai apakah obat jenis ini juga sudah tersedia di negara dengan sistem aturan yang sama dengan Jepang.
Berikut ini sedikit gambaran tentang Remdisivir dan Avigan sebagaimana dirangkum oleh NHK.
Remdesivir
Obat yang satu ini awalnya dikembangkan oleh perusahaan farmasi Gilead untuk melawan virus Ebola. Fungsi dasar dari obat ini adalah untuk mencegah virus mereplikasi dirinya di dalam tubuh manusia.
Pada tanggal 1 Mei kemarin, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS juga sudah mengizinkan penggunaan obat ini untuk melawan Covid-19.
Walaupun akan segara digunakan di Jepang, tapi ahli farmasi Prof. Morishima Tsuneo memperingatkan adanya efek samping dari obat ini.
Ia mengungkapkan kalau obat ini berisiko menyebabkan gangguan ginjal dan penggunaannya harus benar-benar dibatasi untuk kasus yang sangat mendesak saja.
Avigan
Avigan atau yang dikenal juga dengan nama Favipiravir adalah obat yang digunakan untuk mengobati influenza.
Obat ini dikembangkan enam tahun lalu oleh perusahan farmasi Jepang, Fujifilm Toyama Chemical.
Sama halnya dengan Remdesivir, Avigan juga punya fungsi untuk mencegah replikasi virus dalam jumlah besar. Obat ini juga sudah digunakan di Jepang sebagai obat anti-flu.
Seperti obat lainnya, uji coba Avigan pada hewan menunjukkan adanya efek samping pada embrio hewan.
Studi klinis di Tiongkok menunjukkan bahwa paru-paru pasien Covid-19 berangsur membaik setelah menggunakan Avigan. Tiongkok sendiri sudah menggunakan Avigan sebagai obat resmi untuk menangani kasus Covid-19 di negaranya.
Sayangnya, kepala peneliti WHO Soumya Swaminathan mengatakan kalau data pendukung terkait keberhasilan Avigan belum cukup banyak tersedia.
Dari berbagai pertimbangan yang ada, Jepang meyakini kalau dua jenis obat ini mampu meredam jumlah kematian akibat virus Corona. Perdana Menteri Shinzo Abe juga berharap kalau proses pengesahan bisa segera dilakukan awal bulan ini.