Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Pemerintah Jepang Batasi Interaksi Sosial Warganya Sampai 70 Persen

13 April 2020   08:32 Diperbarui: 13 April 2020   08:34 77 0
Pemerintah Jepang semakin serius untuk melindungi rakyatnya dari serangan Covid-19 yang kini semakin ganas. Secara khusus Perdana Menteri Shinzo Abe meminta adanya pengurangan interaksi sosial sampai 80 persen.

"Interkasi sosial harus dikurangi sebanyak 80 persen, atau setidaknya 70 persen, tujuannya adalah untuk bisa segera mengakhiri masa darurat dalam sebulan," ungkap Abe pada hari Sabtu (11/4).

Lebih lanjut, Abe meminta kerja sama semua warganya untuk menyuskseskan program ini. Pemerintah juga meminta semua warganya untuk menahan diri dan tidak datang ke bar dan klub malam yang sudah menjadi bagian dari budaya Jepang selama ini.

Seperti sudah sedikit disinggung di atas, langkah Abe ini merupakan program lanjutan dari status darurat yang ditetapkan Abe hari Selasa lalu.

Sekarang ada tujuh prefektur yang menjadi fokus Abe. Di antaranya adalah Tokyo, Saitama, Chiba, Kanagawa, Osaka, Hyogo, dan Fukuoka.

Sama halnya dengan di Indonesia, Jepang juga akan menerapkan sistem kerja dari rumah atau work from home. Pemerintah juga meminta penyedia jasa transportasi untuk mengurangi kapasitas penumpang yang mereka layani hingga 70 persen.

Pekan lalu pemerintah Jepang juga sudah mengimbau warganya untuk tidak melasanakan tradisi Hanami untuk menyambut musim semi.

Tujuannya jelas, yaitu untuk mencegah adanya konsentrasi massa dalam jumlah besar di suatu tempat.

Sampai artikel ini ditulis, jumlah pasien terinfeksi Covid-19 di Jepang sudah mencapai 7.153 orang. Sementara itu sudah ada 114 orang yang dinyatakan meninggal dan 762 lainnya sudah berhasil disembuhkan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun