Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Di Titik Nol

9 April 2015   12:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:20 37 14
Aku terpaksa pergi tinggalkanmu
Memenuhi sepotong janji awal bertemu
Meski kedua kaki tak kuasa beringsut
Terlalu kuat menancap di nelangsa hidup yang kusut
Aku pergi tak mencari beribu pangkal sebab
Carut marut langkah, sia-sia menemu jawab


Di tanah ini airmata telah lama mengering
Bersanding wajah-wajah manis mudah berpaling


Hari ini aku bohong, di lain waktu bahkan berdusta
Perut-perut kami telah kosong, tak lagi pikirkan dosa
Tak peduli kau berterik lantang di luar sana
Disini detik-detik telah sekarat menyambut kiamat


Di tanah ini darah mulai menetes tumpah
Anak-anak negeri getir merajut gelisah


Aku tak bertanya kapan semua berakhir
Otakku yang bebal enggan kuajak berpikir
Negeri dimana aku lahir dan dibesarkan
Hanya sanggup merenung tak berkesudahan
Hingga aku sempat berpikir untuk pindah
Menuju tempat indah di negeri entah berantah




Kebumen, 9 April 2015

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun