Bahkan dunia imaji pun tak mampu lampaui
Perjalanan diri atas serangkum nafas
Tertoreh di buku waktu tanpa garis batas
Ada yang terpuruk lalu bangkit kembali
Menghimupun yang tercecer disana sini
Kembara tak henti, nafsu pun enggan sudahi
Hari-hari terpasung, dosa-dosa menggunung
Ada pula yang mengagungkan isi kepala
Mengukur segala dengan patok logika
Merasa jadi pemenang setiap hari, Jumawa
Ia pun lenyap ditelan masa, lalu dunia bercerita
Apa bedanya kemarin dan hari ini?
Ketika semua hanya bersarang di angan saja
Tak pernah kemana-mana, tergantung disana
Semua kembali ke titik yang sama, sia-sia
Ada yang separuh hidupnya telah mati
Separuhnya lagi masih dan terus mencari
Mungkinkah semua dan segala masih tersimpan
Terkubur di tempat entah yang teramat dalam?
Apa bedanya kemarin dan hari ini?
Sejarah tak berulang dengan hal yang sama
Jika pernah ada, pastilah untuk si pemikir
Dan si pandir hanya tersenyum sendiri hingga akhir
Apa bedanya kemarin dan hari ini?
Tanyaku makin menumpuk tak berjeda
Dan mereka kian lantang bernyanyi setiap hari
Aku tak ngerti kenapa, hanya bertanya saja
Kebumen, 1 April 2015