Dunia jurnalisme selalu kocar-kacir setiap kali mendekati masa pemilihan umum. Demikian juga yang terjadi di internal Viva.co.id. Nampaknya benturan kepentingan antara pemilik Viva News, Abu Rizal Bakrie (beserta keluarga) yang aktif di kancah politik dengan para jurnalisnya mencapai titik kulminasi. Tulisan dari salah satu blogger yang saya akan salin di bawah ini barangkali akan membantu kita memahami kondisi macam apakah yang sebenarnya berlangsung di salah satu portal berita online nasional ini.
--- Fakta di Balik Mundurnya Lima Jurnalis Senior Viva.co.id ---
Tahun 2014 adalah tahun memanfaatkan politik. Orang2 yg haus kekuasaan berbagai cara untuk meraih kursi yang diinginkan. Tak terkecuali para pemilik media yang ingin menduduki kursi presiden. Dan bagi karyawan perusahaan media yg tak mau mengikuti aturan tersebut, siap-siap saja didepak dari posisinya. Setidaknya itulah yg terjadi di Viva.co.id yg berada di bawah payung VIVA Group milik Bakrie.
Pada akhir 2013 lalu, Karaniya Dharmasaputra yg menjabat sebagai CEO sekaligus pemred Viva.co.id mengundurkan diri dari jabatannya. Sebuah keputusan yg mengagetkan banyak pihak, mengingat mantan wartawan Tempo tersebut merupakan satu di antara perintis Viva.co.id. Usut punya usut, keputusan Karaniya itu ternyata karena Karaniya berselisih paham dengan Aburizal Bakrie alias Ical selaku pemilik perusahaan. Ketika itu Karaniya dituduh memihak Jokowi karena terlalu sering memberitakan hal-hal baik tentang Jokowi dan menyudutkan Golkar dengan pemberitaan tentang korupsi Ratu Atut.
Tak hanya teguran, segala macam caci maki dilontarkan Ical melalui telepon. Karaniya dituduh menerima ‘titipan’ dari tim Jokowi. Sebagai seorang jurnalis profesional, tentu saja itu tuduhan yang serius. Sebagai bentuk sikap memegang idealisme, akhirnya Karaniya memilih untuk mengundurkan diri dari media yg dirintisnya dari nol hingga menjadi media online yang masuk tiga besar di Indonesia.
Setelah Karaniya keluar, posisi CEO dipegang oleh Ardi Bakrie yg notabene adalah anak dari Ical yg juga memegang kendali atas TvOne. Sementara posisi Pemred dipegang oleh Uni Lubis yg juga membawahi ANTV. Awal-awal kepemimpinan, tak ada masalah yang berarti. Hingga pada bulan Maret 2014, dua perintis lain yg menjabat sebagai Redaktur Pelaksana yaitu Nezar Patria dan Wakil Pemimpin Redaksi Wens Manggut juga memutuskan untuk mengundurkan diri. Alasannya, keduanya menghindari intrik dan tekanan politik jelang pemilu.
Nezar sendiri dikenal sebagai mantan Ketua AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Indonesia sekaligus anggota Dewan Pers. Sebagai seorang mantan aktivis 98 yg pernah diculik tentara, idealisme Nezar ternyata belum luntur. Dia memilih untuk meninggalkan perusahaan yang dia bangun dengan keringat. Begitu juga dengan Wens yg merupakan mantan wartawan senior Tempo.
Ditinggal empat perintisnyanya, kapal mulai oleng. Tapi bagaimana pun Viva.co.id masih punya Uni Lubis dan satu tokoh perintis lain, yaitu Suwarjono. Namun sebuah insiden merusak itu semua: beberapa waktu lalu sebuah iklan capres PDIP Jokowi nongol di laman Viva.co.id. Mungkin bagi sebagian besar orang, hal itu bukan sebuah masalah. Mengingat di TvOne, iklan caleg dari partai selain Golkar juga berseliweran.
Namun ternyata hal itu membuat Ardi Bakrie marah besar. Dia pun mengamuk membabi buta dan menyatakan bahwa iklan semacam itu dilarang. Dia menyebut bahwa di Viva.co.id ada penyusup. Dia langsung mengirim email ke para petinggi Viva.co.id yang bunyinya seperti ini:
“Para Direksi, khususnya Pemred, Saya yakin banget di tmpat kita telah disusupi orang yang hatinya tidak satu arah dengan perusahaan yang pernah saya sampaikan. Kalau keyakinan saya salah mengenai penyusupan, tandanya pada bodoh saja semua yang kerja disitu kalau tidak melihat kesalahan ini. Baru saja saya lihat, mungkin selama satu jam, di tempat paling sakral kita, yaitu di bagian foto yang selalu berganti-ganti, ada gambar Jokowi coblos no. 4. Persis sekali seperti iklannya yang ditaruh di sebelah kanan yang memang bagian advertising. Ide siapa sih ?? Bodoh sekali!!! Pura-pura ngga ngerti, sengaja, apa emang dibayar sm partai lain untuk melakukan itu di tempat yang paling sakral itu??
Kalau mengenai iklan PDIP yang ada di sebelah kanan itu, saya bisa sedikit mengerti karena maksudnya berjualan di tmpat jualan, bukan di bagian redaksional. Walaupun saya juga tidak suka dan tolong utk diganti sekarang. Materi akan saya attachkan pada email ini dan berikutnya untuk dipasangkan berganti gantian disitu. Thx.
Apabila ada yang tidak suka akan kebijakan saya ini, silahkan ajukan surat resignation sebelum ayam berkokok besok pagi. Lebih cepat lebih bagus. Saya benci orang2 munafik atau pun orang bodoh yang tidak loyal.
PS:
Saya emailkan dgn gmail krna bisa di attach file lebih besar, bukan karena saya takut. Kalau hubungannya mengenai orang tua yang di dzolimi, ngga ada takutnya saya. semua halal!!!
Rgds,
AAB
Tanpa menunggu lama, dua tokoh yg dipercaya sebagai kapten kapal itu memutuskan untuk mengundurkan diri. Tak heran, Uni Lubis adalah mantan anggota Dewan Pers sementara Suwarjono adalah Redaktur Pelaksana sekaligus Sekjen AJI Indonesia. Keduanya adalah sosok yg tak mudah untuk disetir.
Kini Uni Lubis kembali memimpin ANTV dan melepas jabatan di Viva.co.id. Sementara Suwarjono, belum ada kepastian. Selama ini dia dikenal sebagai sosok baik yg jarang menentang perintah atasan. Bahkan dia rela makan hati tiap mengiyakan perintah atas nama partai. Tapi apa yg didapat?
Saat ini kondisi di Viva.co.id kosong pemimpin. Ada kekhawatiran bahwa sosok yg akan dijadikan kapten kapal bocor ini adalah orang pilihan Ardi. Bahkan tak menutup kemungkinan posisi ini akan diisi oleh orang semacam Totok Suryanto yg kini menjabat sebagai Wapemred TvOne. Selama ini Totok dikenal sebagai orang Golkar kaki tangan Ical, sosok yg selalu mengiyakan ‘perintah partai’ dan tak punya idealisme. Dia adalah tokoh yg membuat tayangan TvOne selalu tampak menyerang Jokowi, PDIP, Ahok, dan semua lawan politiknya. Dia selalu berseberangan dengan sang Pemred, Karni Ilyas.
Jika itu yg terjadi, idealism Viva.co.id yg selama ini dijunjung tinggi mungkin akan tinggal kenangan.
---------------------------------oOo--------------------------------------
Tulisan asli dapat dibaca di http://presidenical10.blogspot.com/2014/04/fakta-di-balik-mundurnya-5-jurnalis.html