Lukas 17:11-19
Lukas 17:11-13 TB
[11] Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. [12] Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh [13] dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
https://bible.com/bible/306/luk.17.11-13.TB
Orang yang menderita kusta merupakan orang yang mengalami kehancuran disemua sisi hidupnya. Kesehatan nya hancur karena mengalami penyakit yang mengkhawatirkan bahkan menjijikan, penderita kusta bisa kehilangan anggota tubuh tanpa disadari. Secara mental, penderita kusta harus membuat dirinya mudah dikenali dengan berpakaian yang terkoyak dan juga berseru dari jauh 'Najis.. Najis..' Secara sosial, penderita kusta harus berada jauh dari komunitas, karena dikhawatirkan akan menular. Sehingga hal ini membuat 10 penderita kusta ini hanya bisa berdiri agak jauh dan berseru kepada Yesus untuk memohon belas kasihan.
Lukas 17:14 TB
[14] Â Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
https://bible.com/bible/306/luk.17.14.TB
Seruan mereka ini membuat Yesus memandang kepada mereka dan berkomunikasi dengan mereka. Dalam konteks masa itu, orang orang/komunitas sosial sudah tidak lagi memandang mereka karena jijik, karena stigma sosial mereka, karena takut tertular. Hal yang Alkitab tuliskan yaitu Yesus memandang mereka dan berkata-kata, adalah sebuah kemewahan tersendiri bagi para penderita kusta ini. Dan saat para penderita kusta ini mentaati apa yang dikatakan Yesus, mereka menjadi tahir. Terobosan terjadi saat penderita kusta ini taat melakukan perkataan Yesus.
Lukas 17:15-16 TB
[15] Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, [16] lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.
https://bible.com/bible/306/luk.17.15-16.TB
Hal menarik yang Alkitab catat adalah, dari 10 orang yang dipulihkan Tuhan. Hanya satu saja yang datang kembali kepada Yesus. Orang ini kembali kepada Yesus untuk memuliakan nama Tuhan, bersyukur kepada Tuhan. Fakta Alkitab yang menuliskan bahwa orang ini tersungkur di depan kaki Yesus menunjukkan bahwa orang ini tidak lagi berdiri jauh, tetapi berani mendekat kepada Yesus.
Lukas 17:17-18 TB
[17] Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? [18] Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"
https://bible.com/bible/306/luk.17.17-18.TB
Yesus mengutarakan pertanyaan retoris, pertanyaan yang sebenarnya Yesus sudah tahu jawabannya sejak semula. Dibalik pertanyaan ini kita bisa belajar bahwa pertolongan Tuhan diberikan bukan karena kebaikan kita! Bukan karena apa yang telah kita lakukan! Bukan karena apa yang akan kita lakukan! Tuhan Yesus menolong karena Tuhan Yesus mengasihi kita dan tahu apa yang terbaik untuk kita.
Lukas 17:19 TB
[19] Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau." Â
https://bible.com/bible/306/luk.17.19.TB
Kembali kepada orang disembuhkan dari kusta yang kembali kepada Yesus. Orang ini tidak hanya mencari berkat Tuhan saja. Tetapi orang ini melekat pada sumber berkat, dan menyadari bahwa tanpa Tuhan, dia adalah manusia yang hancur. Pekerjaan Tuhan tidak berhenti disana, Yesus berkata: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau." Karya Tuhan tidak berhenti pada pemulihan kesehatan, mental, sosial, dan seterusnya, tetapi Tuhan juga memberikan lebih dari yang orang itu pikirkan yaitu keselamatan jiwanya.
Pelajaran dari kesepuluh orang kusta:
1. Pertolongan Tuhan adalah kasih karunia Nya, bukan karena kebaikan atau hal yang kita perbuat/akan perbuat.
2. Terobosan terjadi saat kita taat pada perkataan Firman Tuhan.
3. Hiduplah dalam ucapan syukur dan penyembahan kepada Tuhan, melekatlah pada sumber berkat bukan pada berkat Nya.
4. Selalu ingat bahwa tanpa Tuhan, kita adalah tidak dapat berbuat apa apa.
5. Tuhan mengerjakan lebih dari yang kita doakan dan pikirkan.