Dalam buku Ubah Takdir lewat Baca dan Tulis Buku (Litera Media Center, 2011), sastrawan Suparto Brata mengatakan bahwa sekolah harus mewajibkan para siswanya membaca. Ia berkaca pada pengalamannya semasa duduk di sekolah rakyat (setingkat SD). Hampir tiap hari seluruh murid di masa itu berkutat dengan bacaan sastra Jawa, sastra Melayu, dan sastra Belanda.