Dalam menyampaikan materi atau pembelajaran music untuk anak SD maka media harus disesuaikan. Lagu yang digunakan juga harus sesuai, artinya lagu tersebut bukan lagu asing atau lagu-lagu yang sekarang ini marak. Seperti lagu yang bertema cinta. Lagu model diajarkan melalui mendengarkan musik, menirukan akhirnya anak akan hafal secara alamiah. Lagu model tidak diajarkan dengan membaca musik terlebih dahulu, hal ini dengan pertimbangan belajar harus dimulai dengan hal yang mudah ke yang sulit, sederhana ke komplek, disenangi ke yang kurang senang, mudah ke rumit dan sebagainya. Melalui lagu model guru dapat mendorong murid untuk mempelajari unsur-unsur musik yang terkandung dalam lagu model.
Guru sebagai fasilitator hendaknya lebih mengutamakan pada pengembangan ketrampilan dan tumbuhnya rasa, konsekuensinya guru harus berorientasi praktis, artinya memberikan kesempatan pada anak untuk belajar secara nyata, langsung, dan bermakna yang dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang menumbuhkan rasa suka tanpa paksaan. Kegiatan tersebut dapat memanfaatkan apa yang disukai dan diingini anak.
Belajar musik melalui pengalaman musik memerlukan alat musik aktif maupun pasif. Alat musik aktif berupa alat-alat musik yang dapat dimainkan, sedangkan alat musik pasif, misalnya: tape recorder, VCD. Praktek langsung berbagai kegiatan pengalaman musik sangat mutlak, misalnya: bergerak sesuai gerak musik, bernyanyi, menulis, membaca, bermain musik, improvisasi, dan kreativitas.
Untuk membahas unsur irama perlu disiapkan alat musik perkusi, misalnya: tamburin, kastanyet, triangel, ringbel, tenor, drum atau bas drum. Unsur melodi perlu disediakan alat musik melodi, misalnya: glockenspiel, pianika, recorde, seruling, dilengkapi garpu tala. Pembahasan unsur harmoni disamping memanfaatkan harmoni suara manusia melalui paduan suara, akor, kadens, tekstur, memerlukan berbagai alat musik harmoni misalnya: gitar, organ, piano, kulintang dan sebagainya.
A.Materi Musik
Unsur musik yang dikembangkan antara lain: dasar teknik bernyanyi, irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu, serta ekspresi. Penekanan pada suatu unsur musik dapat dikembangkan dengan ketepatan pemilihan lagu model. Unsur-unsur musik disajikan dengan menganut kurikulum spiral, artinya: bahwa dalam kajiannya dilakukan dengan cara berlapis berulang.
B.Metode Pembelajaran Musik
O'brien (dalam Padmono ; 2009) mengemukakan bahwa berdasarkan teori Piaget dan Bruner tentang tahap berpikir anak telah menyimpulkan bagaimana seharusnya memberikan pengajaran musik sebagai berikut:
1. Cara belajar yang terbaik bagi anak seharusnya melalui pengalaman musik, dan pengalaman tersebut harus bermacam-macam sebagai perkembangan mental yang disebut "pembentukan konsep". Konsep tersebut sebagai dasar menarik kesimpulan dalam cara melambangkannya dengan notasi musik.
2. Anak mempunyai tahap perkembangan yang perlu diperhatikan dan disesuaikan dalam pelaksanaan kelas musik. Anak kecil dapat menguasai otot besar tetapi tidak untuk otot kecil.
3. Anak memiliki kebutuhan dan emosi yang berbada, mereka masih memiliki egosentris, mungkin belum dapat menikmati kegiatan musik bersama-sama, sedang anak besar lebih suka pengembangan musik ansambel yang dilakukan bersama-sama.
4. Pengajaran musik yang ideal menggunakan unsur-unsur musik yang terdapat dalam lagu model untuk pengalaman musik, irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu serta ekspresi dan selanjutnya dianalisis hingga memperoleh kesimpulan pada tingkat berpikir abstrak, melambangkan dan menuliskan notasinya. Pola yang dapat digunakan adalah pengalaman, pengkategorian, perlambangan, dan penulisan.
Usia anak-anak sangat mudah untuk menerima sesuatu dari pengalaman, jadi pembelajaran music untuk usia mereka juga disarankan melalui pengalaman secara langsung. Tanpa banyak teori mereka akan dapat dengan mudah untuk menghafal lirik lagu.