Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Malu Jadi Benalu

4 Maret 2010   16:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:37 421 0
Di suatu sudut Pulau Dewata, dalam derasnya hujan sore itu seorang tua berteduh sepulang dari sawah, di sebuah balai di suatu pematang sawah bersama putra sulungnya, Wayan. Sambil meneguk sisa air dalam botol dia berkata, "Yan, hanya itu warisan bapak kelak", seraya menunjuk hamparan tanah luas yang sedang disemaikan padi. Guratan wajah tuanya seakan menyesal ketika tidak mampu melanjutkan pendidikan anaknya hingga sarjana. Hanya bermodal panen padi di jaman sekarang sepertinya mustahil bisa hidup nyaman dan berkecukupan. Maklum harga-harga semua meroket sedangkan petani, ya masih begitu-begitu saja. "Pak, boro-boro bicara warisan, ga baik", Jawab putranya singkat. "Biar kita cuma petani tapi hasil kerja kita kan halal Pak, buat apa juga sekolah setinggi langit kalau ujung-ujungnya korupsi kayak pejabat-pejabat sekarang", lanjutnya. "Huss..., ndak boleh gitu, sekolah itu penting  nak, bapak ngak mau kamu kayak bapak, kamu harus jadi anak yang berhasil, katanya sembari merangkul putranya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun