Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Serba Serbi Polisomnografi Laboratorium Tidur

13 September 2011   02:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:00 2229 0
Polisomnografi atau sering disingkat PSG merupakan hal baru di Indonesia. Polisomnografi berasal dari bahasa Yunani polus artinya banyak, bahasa Latin somnus, artinya tidur dan bahasa Yunani graphein yang berarti gambar atau rekaman. Hingga definisi PSG adalah perekaman banyak fungsi tubuh selama tidur.

PSG yang lebih dikenal sebagai sleep study atau analisa tidur, merupakan pemeriksaan baku untuk mendiagnosa berbagai gangguan tidur, mulai dari OSAS (Obstructive Sleep Apnea Syndrome), narkolepsi, gerakan periodik tungkai saat tidur hingga pemeriksaan keterjagaan bagi pilot atau pekerja lain yang membutuhkaan kewaspadaan maksimal.

Laboratorium tidur sebenarnya sudah menjadi salah satu pemeriksaan yang disyaratkan pada banyak kasus umum. Seperti mendengkur misalnya, baik pada anak ataupun dewasa pemeriksaan tidur dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa agar pilihan terapi bagi setiap pasien terarah tepat. Sayang ketidak tahuan masyarakat akan berbagai gangguan tidur menyebabkan menurunnya kualitas manusia Indonesia serta meningkatnya angka penderita penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia.

Laboratorium Tidur

Jangan bayangkan laboratorium tidur sebagai tempat penuh alat, kabel dan monitor. Laboratorium tidur bukanlah tempat yang menyeramkan seperti laboratorium dokter Frankenstein. Sebaliknya laboratorium tidur disyaratkan harus dibuat sedemikian rupa hingga nyaman. Bahkan untuk anak-anak sekalipun. Satu kamar sendiri, kamar mandi dalam dan tempat tidur biasa (bukan tempat tidur RS) adalah beberapa persyaratannya.

Kelengkapan alat dan sensor juga harus memenuhi persyaratan sesuai dengan standar yang tertuang dalam panduan dari American Academy of Sleep Medicine. Perekaman tidur lengkap meliputi perekaman:
Gelombang otak tidur (EEG)
Gerakan bola mata (EOG)
Aktivitas otot (EMG) pada dagu, dan kaki
Getaran dengkur
Aliran udara nafas
Gerakan nafas dada dan perut
Kadar oksigen (SpO2)
Posisi tidur
Irama jantung (ECG)

Masing-masing sensor memiliki persyaratan jenis dan kepekaannya. Beberapa sensor pun dapat ditambahkan sesuai keadaan. Misalkan sensor karbondioksida atau sensor untuk mengukur ereksi penis saat tidur.

PSG memiliki kekhasan sendiri. Dari pemeriksaan tidur kita mendapatkan gambaran fungsi-fungsi tubuh lengkap selama tidur. Bandingkan dengan pemeriksaan foto rontgen atau pemeriksaan lain yang dilakukan saat terjaga yang hanya mendapatkan gambaran sesaat dari kondisi tubuh. Banyak gangguan fungsi tubuh yang hanya terjadi pada saat tidur jadi tak terbaca dari pemeriksaan pada saat terjaga.

Macam PSG

PSG juga memiliki beberapa tipe yang harus disesuaikan dengan kondisi setiap pasien. Tipe PSG digolongkan menjadi 4 tipe:
Tipe 1, minimum terdiri dari 7 channels dalam laboratorium dengan diamati oleh tenaga khusus sepanjang malam.
Tipe 2, minimum terdiri dari 7 channels, tidak diawasi secara langsung seperti tipe pertama.
Tipe 3, portable sleep apnea testing yang lebih dikenal dengan sebutan perekaman kardio-respiratori, hanya terdiri dari perekaman nafas dan jantung.
Tipe 4, apnea screening, hanya merekam aliran udara di hidung dan kadar oksigen.

Tipe 1 merupakan PSG terlengkap. Sementara tipe 2 mempunyai kelengkapan yang sama namun kurang disarankan karena tidak ditunggui tenaga khusus untuk mengawasi sepanjang malam. Untuk itu pada beberapa kondisi, lebih baik dilakukan pemeriksaan tipe 3 yang walau tak lengkap tetapi lebih akurat. Tipe 3 dapat dilakukan dengan nyaman di rumah. Tetapi tak semua kondisi bisa diperiksakan dengan tipe ini. Sementara tipe 4 hanyalah pemeriksaan penyaring yang tak punya bobot diagnosa.

Semua tipe PSG, tidak boleh dibaca sembarangan. Ada tenaga ahli yang terlatih khusus di bidang kedokteran tidur yang dapat melakukan analisa hasil PSG. Apalagi jika hanya mengandalkan pembacaan otomatis oleh software alat. Sama sekali tak diperbolehkan. Karena pembacaan gelombang otak ataupun nafas tak bisa ditirukan oleh alat. Banyak parameter yang sering dilewatkan oleh pembacaan alat.

Tindakan PSG

Pemeriksaan polisomnografi biasanya membutuhkan perekaman tidur sepanjang malam. PSG rutin dilakukan pada kasus-kasus sleep apnea (ngorok), sindroma tungkai gelisah, atau parasomnia (mengigau atau berjalan tidur).

Namun ada juga pemeriksaan yang dilakukan di pagi hingga sore hari. Misalkan MSLT (Multiple Sleep Latency Test) untuk diagnosa narkolepsi dimana diukur seberap cepat seseorang bisa jatuh tertidur dan langsung masuk pada tahap tidur apa. Atau MWT (Maintenance of Wakefulness Test) yang merupakan pemeriksaan seberapa kuat seseorang dapat mempertahankan keterjagaannya. Pemeriksaan ini oleh FAA disyaratkan untuk dilakukan setahun sekali oleh pilot. Sebenarnya profesi-profesi yang bertanggung jawab terhadap keselamatan membutuhkan pemeriksaan ini juga. Misalkan tenaga yang bertugas mengamati monitor rektor nuklir atau bahkan pihak-pihak kunci di militer.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun