Penggalan kalimat di atas seolah mengkonfirmasi kebenaran apa yang sesungguhnya ada dibenak elit bangsa ini. Penyebabnya tak lain lantaran 'ngototnya' para pengambil kebijakan untuk tetap menyelenggarakan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2020.
Wajar bila sebagian kalangan beranggapan begitu. Padahal banyak hal urgent lain yang mesti segera diatasi. Salah satunya soal pandemi SARS CoV-2 misalnya. Dengan seabrek rentetan yang mengikutinya. Dan itu tak terbantahkan.
Alih-alih fokus pada penanganan Covid-19. Nampaknya perebutan tampuk kekuasaan masih jadi primadona tersendiri bagi para politikus. Bagaimana tidak, faktanya data statistik satuan gugus tugas seperti tak berpengaruh. Padahal grafik menunjukan lonjakan ditiap harinya. Paling tidak sampai saat ini. Dengan total konfirmasi positif yang menyentuh angka diatas 200 ribuan kasus.
"Jauh lebih sulit untuk membuat orang sehat daripada membuat mereka sakit". -DeForest Clinton Jarvis
Sejatinya prioritas utama bangsa ini bukanlah soal peralihan kepemimpinan di beberapa daerah. Melainkan bagaimana cara menekan laju sebaran virus tak kasat mata itu. Termasuk didalamnya terkait percepatan upaya pengadaan vaksin. Itu lebih bijak rasanya. Daripada persoalan kompetisi pemilihan kepala daerah. Yang sudah barang tentu membutuhkan biaya tak sedikit.
Rasanya bukanlah rahasia umum. Bahwa pandemi telah menyasar banyak sendi kehidupan. Tak terkecuali dengan perekonomian masyarakat. Menjadi naif bila harus mengesampingkannya. Sebab saat ini point itu tak kalah penting daripada hanya persoalan politik semata.
Sesekali lihatlah lapisan rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan. Sehingga harus memaksa mereka berduyun-duyun mengantri bantuan sosial. Itupun dengan sekelumit permasalahan yang masih jadi sorotan. Tentu saja soal peruntukan dana yang sarat polemik ditingkat akar rumput.