Wanita yang sudah menikah pasti menginginkan kehidupan pernikahan yang harmonis, suami berpenghasilan, dan anak-anak yang cerdas. Tapi, kenyataan terkadang malah berseberangan dengan harapan. Tidak ada obat bagi seorang suami pengangguran, enggan bekerja, yang menelan ‘muntahan’uang pensiun orangtuanya demi asap rokok dan bergelas-gelas kopi serta Bodrex dan barang-barang tak penting untuk menjaganya tetap hidup di saat istrinya justru bekerja untuk membiayai kehidupan sehari-hari mereka dan anak-anaknya, ditambah lagi sang istri harus menyisihkan jatah makan untuk seorang ponakan yatim piatu yang lebih sering jadi pelampiasan akan kemarahan-kemarahannya terhadap hidup dan si ponakan hanya bisa nelangsa. Tidak ada obat bagi seorang suami yang kehilangan harga dirinya selain berusaha mendapatkan harga diri itu kembali.