bahagia bagi saya sering menjelma sebagai gunung di kejauhan
indah, biru, tinggi menjulang, dan tak tergapai
tak peduli sekencang apapun saya berlari sampai habis energi
gunung itu tidak menjadi lebih dekat, tetap angkuh berdiri ditempatnya.
namun saya tidak menyerah dan jera
walau letih mendera, saya tetap berjuang mendaki-nya
satu per satu langkah kaki tertuju
merasakan teriknya matahari di tengah sawah
menyeberang sungai yang dingin dan menusuk tulang
menyusup hutan belantara yang rindang dan penuh dengan binatang
menapak jalan menanjak yang rancak
menyabung nyawa ditepi jurang yang jumawa
semua kulakukan demi menggapainya
setelah ribuan rintangan dan hambatan
akhirnya sampai juga di puncak
lega rasanya..
tapi..
Angin dipuncak sangatlah kencang
lapisan udara pun tipis
sulit bagi saya untuk bernapas
sekeliling saya hanya langit hampa yang indah warnanya
ku sapukan pandangan 360 derajat ke bawah.
seketika aku terkesima
sungguh indah dibawah sana
aku tersadar
ternyata aku masih salah menduga bahagia
aku melewatkannya di perjalananku
indahnya sawah yang menguning disapu sinar mentari
lekukan anak sungai yang mengular begitu indahnya
sejuknya udara hutan hujan dan satwa yang beraneka ragamnya
ah... bodohnya aku.