tergantung di balik pintu rumah bedengmu
yang kau sebut itu istanamu
waktu mudamu begitu gagah dengan pakaian itu,
janur kuning menjuntai di lehermu,
di tahun 1945 kau mengangkat senjata,
mereka menyebutmu pejuang
Di pagi buta kau tinggalkan anak- istrimu,
nyawamu kau gadaikan untuk tanah airmu
"Sabar sayang, tak lama lagi kita merdeka,
tak kan ada lagi kelaparan,
kau bebas menghirup udara
di mana pun kau suka.
Setelah ini,
kita akan memancing ikan di sungai-sungai kita yang jernih
tanpa ada buaya yang perlu ditakuti,"
demikian kau kenyangkan anak istrimu
69 tahun telah berlalu,
tadi pagi, secara tak sengaja
di sebuah stasiun TV swasta,
kulihat engkau mengais sampah
aku simpulkan; engkau tlah dilupakan jaman.
(Selong-era kemerdekaan 18 Agustus 2014)