"Polisi memiliki empati terhadap korban. Jika hanya membaca hukum dan sanksinya, AI juga bisa." Kalimat ini berasal dari dialog dalam manhwa Korea Selatan berjudul Vigilante (Hangul: λΉμ§λν
; RR: Bijillante) dan menunjukkan pentingnya memahami konteks serta empati dalam penegakan hukum. Ketika hukum ditegakkan secara mekanis tanpa mempertimbangkan niat atau latar belakang, seperti yang terjadi pada kasus Sukena, esensi keadilan sosial dapat terabaikan.
KEMBALI KE ARTIKEL