Sungai Cibanten sendiri melintasi sejumlah daerah dari Kabupaten Serang hingga pesisir Kasemen, Kota Serang.
Akibat kejadian tersebut, 43 Desa dari 25 Kecamatan dan empat kota dan kabupaten tergenang. Sedangkan ada 4.856 rumah terdampak dan mengakibatkan tiga orang meninggal dunia.
Menanggapi hal tersebut, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Republik Indonesia menggandeng Laznas PPPA Daarul Qur'an sebagai mitra kemaslahatan untuk melaksanakan program recovery pasca bencana banjir di Banten.
Paket bantuan dari BPKH RI didistribusikan ke lokasi-lokasi terdampak banjir pada Rabu (8/6). Bantuan yang disalurkan berupa paket sembako, pakaian baru dan membersihkan masjid atau mushola di masing-masing wilayah.
Bantuan yang disalurkan berupa 200 paket sembako, 100 perlengkapan sekolah dan karpet mushola. Selain itu ada juga aksi bersih-bersih masjid atau mushola di masing-masing wilayah.
Sebelumnya, Tim Siaga Bencana (Sigab) juga telah beraksi di Posko Siaga Kampung Magersari (Kota Serang), Posko SIGAB Â Kampung Dermayon dan Kampung Suka Jaya (Kabupaten Serang).
Anggota Badan Pelaksana Bidang Kesekretariatan dan Kemaslahatan BPKH RI menyampaikan bahwa lembaganya selalu berkomitmen dalam jihad pada program kemaslahatan dan menebar kebaikan ke sebanyak-banyaknya penerima manfaat. Ia juga mengungkapkan apresiasinya terhadap dakwah tahfidzul Qur'an.
"Tentunya akan ada pahala yang terus mengalir juga untuk para mitra kemaslahatan BPKH RI yang telah berkomitmen untuk terus menebar manfaat di tengah masyarakat. Semoga dengan program ini literasi umat kepada BPKH RI semakin baik dan kami dapat terus mempunyai komitmen kuat dalam menebar kebaikan," ujar Rahmat pada acara simbolis serah terima bantuan pada Ahad (29/5) lalu.
Sementara itu, Resi (34) salah satu penerima manfaat mengucapkan terima kasih kepada BPKH RI dan Laznas PPPA Daarul Qur'an atas bantuan sembako, pakaian sekolah hingga layanan pengobatan gratis.
Resi juga menyampaikan kondisinya saat banjir terjadi. Menurutnya, berbagai penyakit muncul seperti gatal-gatal, kutu air hingga demam.
"Kondisinya buruk, banyak penyakit, gatal, kutu air, demam, beres-beres rumah susah," ujarnya.
Ia juga mengaku kesulitan mendapatkan makanan pokok karena suaminya tidak bekerja. "Mau kerja, tapi suami nggak bisa kerja.. Bahan makanan pokok susa, suami nggak kerja, untungnya ada yang bantu, setiap hari makannya mi," tuturnya.
"Senang sekali dapat bantuan ini, terima kasih BPKH dan PPPA Daarul Qur'an," imbuh Resi. []