Euis memulai materinya dengan mengingatkan kepada peserta agar selalu menjaga etos kerja seorang muslim seperti memaksimalkan kinerja melebihi standar minimal, kerja bermanfaat hingga ikhlas. Itu semua merupakan modal dasar untuk meraih kesuksesan.
Selain itu, Euis pun mengangkat sosok Rasulullah dalam pembahasannya. Ia mengatakan jika ingin menerapkan bisnis ala Rasulullah maka terapkan juga sifat Rasulullah seperti shiddiq, amanah, tabligh dan fathanah.
Namun jangan lupa, meski tugas manusia merencanakan, Allah-lah Dzat yang menentukan semua rencana tersebut. Artinya, berapapun hasil yang didapatkan, selalu sertai dengan syukur kepada Allah. Karena menurutnya, banyak ayat Al-Qur'an yang menyebut bahwa bersyukur akan mengundang keberkahan yang lebih.
Sementara itu, Marissa melengkapi pembahasan tersebut dengan mengingatkan para peserta agar menghindari riba. Karena pelaku riba akan mendapatkan dosa tak hanya di dunia namun juga di akhirat.
Marissa juga menjelaskan empat prinsip dasar berdagang ala Rasulullah, yakni bersikap jujur, menjual barang dagangan berkualitas bagus, mengambil keuntungan sewajarnya dan tidak mudah putus asa.
Keduanya sependapat ketika berbicara ekonomi syariah yang tengah berkembang di Indonesia justru mendapatkan tantangan baru berupa Covid-19. Namun, dari semua krisis yang muncul akibat pandemi Covid-19, terdapat peluang yang dapat diambil oleh orang-orang yang survive.
Beberapa hal yang menjadi fakta adalah meski ekonomi di dunia secara umum mengalami krisis, namun perusahaan e-commerce justru semakin meningkat karena pemanfaatan teknologi. Selain itu, meningkatnya kelas-kelas online juga tak dapat terhindarkan lagi. Tak hanya pelajar, setara profesional pun menggunakan layanan ini untuk berkomunikasi serta mengembangkan bisnisnya.
Maka, menurut Euis dan Marissa, peluang ini tak datang dua kali. Pihak-pihak yang dapat memanfaatkan krisislah yang akhirnya menjadi pemenang. Artinya, dibutuhkan kreatifitas dari para pelaku usaha untuk berinovasi di tengah pandemi. []