Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Akhirnya Krakatau, Cobaan Seorang Traveller!

2 Juli 2012   05:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:21 537 1
Trip Krakatau ini merupakan trip terlama dan terpanjang saya. Bagaimana tidak perjalanan terpanjang? Untuk sampai ke trip ini saya melewati tujuh propinsi. Dimulai dari Jawa timur sebagai titik start perjalanan saya, kemudian lanjut Jawa Tengah, Jogja, Jawa Barat, Jakarta, Banten serta berakhir di Lampung sebagai garis finishnya. Perjalanan dimulai dari jumat malam tanggal 29 September 2011 , dimana saya sudah janjian bahwa sepulang kerja akan langsung menyusul mbak Endah-nantinya akan menjadi teman perjalanan saya yang panjang ini- di terminal Purabaya jam 19.00 wib. Namun apa daya, jam segitu ternyata saya baru bisa kabur dari kantor. Sehingga saya terlambat hampir sekitar dua jam, dan baru merapat di terminal Purabaya sekitar jam 21.00 wib. Kita berdua langsung menaiki bis Eka dengan rute Surabaya-Jogja. Selama perjalanan saya sudah menyiapkan beberapa logistic, ada cemilan-cemilan dan minuman ringan di dalam ransel. Perjalanan Surabaya-Jogja berjalan dengan lancar, walau ketika entah di daerah mana, terjadi semacam ledakan, semua penumpang kaget, kalau saya kerasanya bis yang saya tumpangi seperti habis nyenggol sebuah kendaraan, entah motor entah mobil, yang ternyata ketika diperiksa sama kondekturnya tidak ada apa-apa, hanya ban bis yang sedikit gembos. Walau akhirnya saya sampai dengan selamat dan utuh hingga terminal Giwangan Jogja. Di terminal Giwangan ini, saya dan mbak Endah memutuskan berpisah untuk sementara. Dan nanti sekitar jam 08.00 wib akan bertemu kembali di stasiun Tugu. Saya menunggu subuh dan menunggu pagi di musholla dekat terminal, sedang mbak Endah melanjutkan perjalanan ke Magelang guna melayat sodaranya yang meninggal. Sambil menunggu subuh datang, saya mempelajari rute trans jogja dari terminal Giwangan ke stasiun Tugu. Langkah pertama adalah mengunduh peta rute trans Jogja, terus mempelajari, dan begonyia saya suka disorientasi kalau hanya belajar dari peta. Jadi saya memutuskan ketika nanti sudah sampai shelter saya akan bertanya ke petugas mengenai rutenya. Sebenarnya saya sempat sms dua orang teman guna menanyakan tentang rute, namun apa daya tak ada satupun sms berbales, walau akhirnya sms itu berbales juga, namun itupun ketika saya sudah duduk cantik di kereta menuju Jakarta. Kelar subuhan, saya langsung merapat ke shelter, dan ternyata shelter belum buka, waktu itu jam tangan saya menunjukkan angka jam 05.00 wib, sedang shelter baru buka jam 05.30 wib. Sembari menunggu shelter buka saya memperhatikan geliat pagi kota Jogja dengan dimulai dari shelter yang berada di sebelah barat terminal Giwangan ini. Petugas yang bebersih shelter dan peron, sepasang muda-mudi yang sepertinya sedang di mabuk asmara, seorang bapak yang sepertinya baru dating dari luar kota sama seperti saya, serta seorang ibu-ibu agak sepuh namun masih sangat sehat dan enerjik. Yah, enerjik sekali malah. Ibu ini membawa sebuah kasur kecil serta sebuah rice cooker. Dan dari bajunya juga cukup gaul, kaos dengan motif kembang-kembang yang dipadu dengan celana legging dan sebuah tas kecil. Masak masih kurang gaul? Hehe Begitu shelter dibuka, saya langsung membeli tiket trans jogja seharga 3 ribu rupiah, dan kata pak petugas shelter saya akan melewati rute dari terminal giwangan – Kridosono - 4A - stasiun Tugu. Dan ternyata kebetulan sekali, dari hasil obrolan saya dengan ibu agak sepuh namun gaul ini ternyata beliau berasal dari Malang Jawa Timur. Ah..senang rasanya bertemu dengan orang sedaerah di daerah orang. Dan kemudian dengan senang hati si ibu ini menunjukkan jalan arah ke stasiun Tugu, karena shelter terdekat ternyata agak jauh dari stasiun sehingga saya harus berjalan kaki sekitar 500 meteran. Yah, menikmati kota Jogja yang baru beranjak bangun itu menyenangkan sekali. Berjalan kaki sambil menghirup udara segar. Sambil memperhatikan para penyapu jalanan beraksi, menyusuri langkah demi langjah, ah..sungguh menyenangkan sekali. Sudah lama , saya ingin mengeksplor kota ini, namun tiap kali ke ke sini keinginan buat mengeksplor penuh hanya tinggal keinginan. Dan pagi itu saya sukses mengeksplornya walau hanya dengan rute terminal Giwangan hingga stasiun Tugu. Sambil berjalan kaki mulut saya tak henti-hentinya menyanyikan lagunya Katon yang berjudul jogja. Jam 06.45 saya tiba di stasiun Tugu. Sembari menunggu kedatangan mbak Endah, saya mencari warung makan yang ada jasa buat nge-charge, karena hape saya sudah berasa hidup enggan mati tak mau. Akhirnya pilihan warung jatuh ke warung Toegoe. Kebiasaan saya kalau lagi di jalan adalah tak enak makan, maka saya memesan mie goring bakso tambah telor, serta segelas jus jeruk guna mengganjel perut. Entah kenapa selama perjalanan ini saya selalu merasa lapar tapi malas makan nasi. Jam 7.45 kereta Fajar Utama tujuanJakarta merapat ke stasiun. Setelah menemukan gerbong yang sesuai di tiket, saya langsung menghubungi mbak endah yang belum jelas kelihatan batang hidungnya guna ngingetin kereta 15 menit lagi berangkat. Sempet panic juga, gimana kalau mbak endah ketinggalan kereta? Yang kemudian pada detik-detik terakhir keberangkatan mbak Endah sukses merapat ke kereta juga.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun