"Hei!" Mata seorang lelaki bermata sipit menatap tajam kepada anakku, Lukas yang berlarian dan menyenggolnya di trotoar jalan di Beijing, RRC, kemarin 2 Mei 2019. Secara refleks saya yang Batak ini menatap juga hampir sama tajamnya, karena merasa diri ini pribumi dan dia nonpribumi, tetapi setelah melihat sekeliling tersadarlah saya di negeri tirai bambu yang hampir 2 juta rakyatnya beretnis Cina. Disini merekalah pribumi dan kami sekeluargalah yang orang asing.
KEMBALI KE ARTIKEL