Awalnya saya pikir pementasan ini akan sulit menguasai penonton karena tata panggungnya secara logika kurang cocok untuk pementasan seperti ini, seharusnya ada suasanan panggung yang gelap, misterius dan mencekam, bukannya siang yang terang benderang dengan banyaknya orang lalu lalang dan ngobrol di masing-masing 'both'. Tetapi ternyata setelah kertas koran yang diremuk lalu dibentuk menyerupai anatomi manusia, terlihat hal yang mengagumkan, koran yang terpelintir dan terkoyak lalu disambung-sambung itu menjadi seperti punya jiwa, bernapas dan tampak ada emosi.
KEMBALI KE ARTIKEL