Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Fenomena Banyaknya Kasus Bullying di Sekolah

1 Februari 2025   23:42 Diperbarui: 1 Februari 2025   23:57 17 1
Fenomena bullying atau perundungan di sekolah semakin marak terjadi dan menjadi masalah serius yang perlu perhatian. Bullying adalah suatu tindakan kekerasan baik secara fisik, verbal, maupun sosial yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk menyakiti atau menindas orang lain yang dianggap lebih lemah atau berbeda. Tindakan ini dapat menyebabkan dampak buruk yang mendalam bagi korban, baik dari segi fisik, emosional, maupun psikologis.

Pengertian Bullying menurut AhliMenurut Olweus (1993), seorang ahli psikologi asal Norwegia, bullying adalah "perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang terhadap seseorang yang lebih lemah atau tidak bisa membela diri." Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti fisik (memukul, menendang), verbal (menghina, mengejek), dan sosial (mengucilkan atau menyebar gosip).

Banyak faktor yang menjadi penyebab meningkatnya kasus bullying di sekolah. Beberapa di antaranya adalah lingkungan sosial yang tidak mendukung,bullying sering kali terjadi dalam lingkungan yang kurang memperhatikan nilai-nilai saling menghormati dan toleransi. Ketika nilai-nilai ini tidak ditekankan, pelaku merasa bebas untuk menindas korban.

Kedua Kondisi Keluarga, beberapa pelaku bullying berasal dari keluarga yang tidak harmonis atau mengalami kekerasan di rumah. Mereka mungkin mengekspresikan perasaan frustrasi dan marah dengan cara yang merugikan orang lain. Dan yang terakhir pengaruh media sosial,era digital juga berperan dalam meningkatnya kasus bullying, terutama dalam bentuk cyberbullying, di mana pelaku menggunakan platform online untuk menyebarkan kebencian, hinaan, atau ancaman.

Alasan banyaknya kasus bullying di sekolah disebabkan oleh faktor lingkungan sosial yang tidak mendukung terciptanya komunikasi yang sehat antara sesama siswa. Selain itu, ketidakpedulian orang dewasa, baik orang tua maupun guru, serta maraknya budaya kompetisi yang tidak sehat di sekolah turut memperburuk situasi ini.

Media sosial juga berperan dalam memperparah kasus bullying dengan munculnya fenomena cyberbullying. Kurangnya pendidikan empati, banyak siswa yang tidak diajarkan untuk memahami perasaan orang lain, sehingga mereka tidak merasa bersalah ketika melakukan tindakan bullying.

Selain itu dorongan dari teman sebaya, kadang-kadang bullying terjadi karena ada kelompok yang mendorong atau bahkan memaksa seseorang untuk berperilaku negatif terhadap orang lain, agar merasa lebih diterima dalam kelompok tersebut.

Terakhir yaitu perasaan insecurity,beberapa pelaku bullying merasa kurang percaya diri atau cemas tentang posisi sosial mereka, sehingga mereka menindas orang lain untuk merasa lebih superior atau berkuasa.

Sasaran bullying biasanya adalah individu yang dianggap lebih lemah, berbeda, siswa yang memiliki penampilan berbeda, atau mereka yang introvert dan kurang bisa bergaul, tidak bisa membela diri.

 Biasanya mereka yang menjadi korban bullying memiliki karakteristik tertentu, seperti perbedaan fisik penampilan, postur fisik tubuh. Perbedaan sosial status ekonomi, budaya, atau etnis dan perbedaan perilaku atau cara berpikir misalnya, memiliki minat atau hobi yang berbeda.
 
Sanksi bagi pelaku bullying dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan perbuatannya. Sanksi tersebut bisa berupa peringatan atau teguran lisan,sebagai langkah awal untuk menyadarkan pelaku bahwa tindakannya salah.

 Suspensi atau pengeluaran sementara untuk memberi pelaku waktu berpikir tentang tindakan mereka, serta untuk memberi efek jera. Tugas sosial atau pembinaan karakter, memberikan kesempatan bagi pelaku untuk memperbaiki perilakunya melalui kegiatan positif dan edukasi  agar mereka dapat memahami kesalahannya dan tidak mengulanginya di masa depan.
Hingga pemecatan atau skorsing jika kasus bullying sangat merugikan korban.

Dampak dari bullying tidak hanya dirasakan oleh korban dalam waktu dekat, tetapi dapat berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa dampak yang sering terjadi adalah dampak psikologis, korban bullying sering mengalami gangguan emosional, seperti depresi, kecemasan, dan rasa takut yang berkelanjutan.

Gangguan Akademik, korban bullying cenderung memiliki prestasi akademik yang buruk karena kurangnya konsentrasi di sekolah akibat rasa tertekan, dan yang terakhir gangguan Fisik, tindakan bullying fisik dapat menyebabkan luka fisik, meskipun dampak jangka panjangnya lebih sering bersifat emosional.

Contoh kasus bullying yang sering terjadi di sekolah adalah ketika seorang siswa dipermalukan oleh teman-temannya di depan kelas karena penampilannya yang dianggap berbeda. Siswa tersebut kemudian merasa malu, stres, dan enggan untuk datang ke sekolah. Dalam jangka panjang, kondisi tersebut bisa memengaruhi kesehatan mental dan emosionalnya.

Contoh lain bullying
yaitu Di SMP, seorang siswa yang lebih pendiam menjadi sasaran ejekan dan perundungan verbal karena memiliki minat yang berbeda, seperti suka bermain musik klasik. Akibatnya, ia mengalami stres dan menarik diri dari kegiatan sosial.

Terdapat beberapa jenis bullying yang sering terjadi di sekolah, antara lain bullying Fisik, melakukan kekerasan fisik, seperti memukul, menendang, atau merusak barang milik korban. Bullying Verbal menggunakan kata-kata yang menyakiti atau merendahkan korban, seperti mencaci maki, mengejek, atau mengancam.

Selain itu bullying sosial yaitumengucilkan korban, menyebarkan gosip buruk, atau merusak reputasi sosial korban. Cyberbullying, bentuk perundungan yang terjadi melalui media digital, seperti media sosial, pesan teks, atau forum online.

Untuk mengatasi bullying, berbagai pihak seperti sekolah, orang tua, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung. Beberapa langkah yang bisa diambil adalah pendidikan tentang empati dan toleransi yang mengajarkan nilai-nilai saling menghormati dan memahami perasaan orang lain sejak dini. Pembentukan kebijakan anti-bullying, sekolah harus memiliki kebijakan tegas terhadap bullying dan melibatkan seluruh anggota sekolah dalam pencegahan.

Pendampingan bagi korban dan pelaku, memberikan pendampingan psikologis untuk korban serta pembinaan bagi pelaku bullying agar dapat memperbaiki perilakunya.

Saran untuk korban bullying, korban bullying sebaiknya tidak menyimpan perasaan sakit hati sendirian. Beberapa langkah yang disarankan bagi korban dengan melaporkan tindakan bullying, jangan ragu untuk melaporkan tindakan bullying kepada pihak sekolah atau orang dewasa yang dapat dipercaya. Mencari dukungan psikologis seperti mengikuti konseling atau terapi untuk mengatasi trauma emosional akibat bullying dan juga menjaga harga diri, korban perlu diberi dukungan untuk membangun kembali rasa percaya diri dan menjaga mental mereka tetap kuat.

Kasus bullying di sekolah merupakan fenomena yang memprihatinkan dan dapat memberikan dampak buruk bagi korban. Oleh karena itu, penting untuk menanggapi masalah ini dengan pendekatan yang sistematis dan melibatkan seluruh pihak terkait.

Bullying ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya empati, kebutuhan untuk merasa superior, serta lingkungan yang tidak mendukung. Meskipun demikian, dengan adanya peran serta dari orang tua, guru, dan masyarakat, kasus bullying dapat dikurangi.

Melalui edukasi, kebijakan yang jelas, serta dukungan untuk korban dan pelaku, diharapkan bullying dapat diminimalisir dan tercipta lingkungan belajar yang aman bagi semua siswa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun