Manusia sering berpikir melalui akal pikirannya bahwa, kehidupan ini tarik ulur dualitas yang berhadapan secara diametral. Ada sisi baik ada sisi buruk, ada sisi kanan ada sisi kiri, ada sisi benar ada sisi salah, ada bahagia ada sengsara, ada jalan benar ada jalan tersesat; ada pandangan reduksionis yang memecah-mecah sesuatunya menjadi bagian-bagian yang terpisah dan ada pandangan holistis sebagai gambaran besarnya. Ada pohon ada hutan. Ada hutan pasti ada pohon. Ada pohon belum tentu hutan. Seseorang yang tidak bisa menggabungkan dualitas kehidupan yang tampak bertentangan, mereka akan hidup terputus-putus. Bagi sebagian orang, dunia ini logis dan masuk akal, tetapi dengan ketiadaan makna atau tujuan, yang lain mungkin mendapati dirinya merasa damai dan puas, tetapi tidak memiliki ketertarikan atau motivasi spiritual
KEMBALI KE ARTIKEL