"Niiru!" teriak seseorang dari kejauhan
Seorang gadis berambut merah muda panjang memanggilnya dengan raut wajah yang kesal. Akira langsung menoleh dan tersenyum lebar kepadanya, ia ingin mengatakan kalau baru kali ini dia sangat senang sebab dia diizinkan oleh ayahnya untuk bermain salju. Niatnya dia mau mengajak gadis itu bermain juga tapi...
"Kenapa kau selalu menghilang saat teman-teman yang lain bermain kerumahku?"
"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Ucap Niiru agak cemas.
"Kau tidak pernah ada saat aku membutuhkanmu. Tapi aku selalu ada jika kau membutuhkanku." Ucapnya lancang seraya berjalan maju.
"Aa..aku tidak seperti itu, kau tau kan aku selalu dilarang oleh ibuku?" Bantah Niiru.
"Tapi ini berlebihan! tidak mungkin, aku tidak percaya itu aku yakin kau tidak mau melihatku iyakan!" Teriak gadis itu dihadapan Niiru. Matanya mulai memerah dan berbinar, Niiru menggenggam tangannya dan berkata "kalau iya kenapa?" seketika Ellen menangis sekuat-kuatnya membuat semua orang melihat dan terganggu termaksud ibu dan ayah Niiru.
"Maafkan aku Ellen aku tidak bermaksud melakukan itu, hanya saja aku benci padamu.. kau bilang padaku kau akan selalu ada untukku, tapi kejadian di bulan April lalu sudah membuat hatiku sakit." Jelas Niiru pada Ellen, sahabatnya.
"Apa?.. apa aku membuat kesalahan? biar tau aku! Aku akan memperbaiki diriku"
Niiru mengeluarkan sebuah bola bening kecil dari saku sweeternya, Ellen tercengah melihat bola itu, sangat indah.. Tapi itu tak seindah kisahnya yg telah terjadi di bulan April yang lalu.
"Kau ingat bola ini? Saljunya masih ada lihatlah"
Ellen yang hanya terdiam langsung mengambil bola itu dan melihatnya dengan saksama, bola itu berisi sebuah gumpalan kapas yang putihnya seperti salju.
"salju..di bulan..April."
"Iya, kau memberinya untukku kan? Aku masih menyimpannya dan aku bertanya apa kau masih menyimpan bando yang kuberi saat ulang tahunmu Juli kemarin?" Tanya Niiru dengan nada gemetar.
"Ti..tidak bandonya ku berikan ichika."
Betapa perih hatinya kalau ia tau bando pemberiannya diberikan kepada orang lain, Niiru hanya tersenyum tipis untuk menutupi rasa sakit dihatinya, namun sorot matanya tidak bisa dibohongi, matanya memerah. Sementara Ellen melihat hal itu diam saja.
"Kau membuat salju ini bukan denganku tapi dengan ichika, benarkan?"
"Bagaimana kau tau!"
"Hei aku punya mata aku bisa melihatmu di koridor sekolah kau menghabiskan banyak waktu dengannya, dan kau kembali kepadaku hanya karna kau kesepian teman macam apa kau." Ucap Niiru.