Ia akan beramal dengan ilmunya. Ia benci disanjung, dipuji dan takabbur atas orang lain. Ia semakin bertawadhu’ ketika ilmunya semakin banyak. Ia menghindar dari cinta kepemimpinan, ketenaran dan dunia. Ia menghindar untuk mengaku berilmu. Ia bersu’udzan (buruk sangka) kepada dirinya dan husnudzan (baik sangka) kepada orang lain dalam rangka menghindari celaan kepada orang lain.
Sedangkan orang yang tidak bermanfaat ilmunya, atau yang tidak mendapatkan faidah dari ilmu yang bermanfaat, maka tanda-tandanya adalah:
Ia tumbuhkan sifat sombong, sangat berambisi dalam dunia dan berlomba-lomba padanya, sombong terhadap ulama, mendebat orang-orang bodoh, dan memalingkan perhatian manusia kepadanya. Bahkan mengaku sebagai wali Allah subhanahu wa ta’ala. Atau merasa suci diri. Ia tidak mau menerima yang hak dan tunduk kepada kebenaran, dan sombong kepada orang yang mengucapkan kebenaran jika derajatnya di bawahnya dalam pandangan manusia, serta tetap dalam kebatilan. Ia menganggap yang lainnya bodoh dan mencacat mereka dalam rangka menaikkan dirinya di atas mereka. Bahkan terkadang menilai ulama terdahulu dengan kebodohan, lalai, atau lupa sehingga hal itu menjadikan ia mencintai kelebihan yang dimilikinya dan berburuk sangka kepada ulama yang terdahulu.
Semoga Allah melimpahkan ilmu yang bermanfaat bagi kita dan menjauhkan kita dari sifat-sifat orang yang tidak mampu mengambil faidah dari ilmu yang bermanfaat.
http://www.ziddu.com/download/17664135/MF_CiriOrangBerilmuNafi_UstMuhammadAsSewed.mp3.html