Beberapa waktu yang lalu, seperti kita ketahui, ribuan Bonek mengepung kantor Balaikota Surabaya untuk menemui Ibu Wali. Intinya ingin menagih janji Ibu Wali yg beberapa bulan sebelumnya sempat tandatangan di surat pernyataan bahwa akan mengusir Persikubur dari Surabaya.
Rupanya, mengusir Persikubur dari Surabaya bukan perkara yg mudah bagi Ibu Wali. Ada kekuatan politik yg cukup besar, dimana LNM dengan cengkeraman premannya cukup kuat menguasai Surabaya termasuk terhadap sang Gubernur.
Pelarangan ijin bertanding di GBT maupun GION untuk sekedar berlatih sudah dibuat, namun apa daya dengan kekuatan politik plus ilmu siluman koq nyatanya Ibu Wali harus kembali tidak berkutik. Namanya politik, tentu saja mulai atas, bawah, samping kanan-kiri tidak bisa begitu saja dipercaya. Apalagi basic Ibu wali adalah birokrat tulen.
Akhirnya, daripada ikutan ribet, Ibu Wali memakai jurus Wong Fei Hung, yaitu memakai kekuatan musuh sendiri untuk melawan musuh. Kengototan Persikubur pun disepakati untuk memakai GBT, yg jelas tarif sewanya TETAP HARUS DIBAYAR. Ada atau tidak ada penonton..!! HABIS PERKARA...
Nah, kali ini pengelola Persikubur pasti akan mengevaluasi biaya pertandingan home jika ngotot main di GBT, dengan hasil pemasukan yg jauuhhhhh diharapkan. Secara jitu Ibu Wali menghitung2 keuntungan yg didapat oleh Pemkot Surabaya, walaupun mungkin sempat ditentang oleh ribuan Bonek.
Bayangkan..!! Jika sewa GBT tarifnya berkisar di angka 50 juta sekali main sementara penonton yg datang hanya curut2 LNM, itupun mereka juga dibayar, betapa RUGINYA LNM ngotot membiayai PERSIKUBUR...?? Pengeluaran katakanlah 200 juta sekali bertanding, pemasukan hanya 1 juta...?? OPO GA Garuk2 Ndazz Boss.... hahahaaa... TEKOR GA KARU2AN lah... Makanya ga salah kalo ada yg bilang dana timnas U-19 bisa jadi masuk ke Persikubur, lha wong jersey aja cuma dapat jatah sebiji doang...??? hahahaaa...