Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Surga Tuhan untuk Seorang Ibu

10 Februari 2010   13:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:59 275 0
Based On True Story… Written By…Rangga Poeradisastra Lebih tepatnya 2 minggu lalu suatu peristiwa yang tidak akan pernah bisa kulupakan dalam seumur hidupkupun terjadi… Jarum jam menunjukkan pukul 5 subuh bergerak, bergetar perlahan terdengar…matahari pun masing enggan untuk muncul dari pekat dan dinginnya malam kala itu…. Tapi samar-samar suara gesekan pintu terdengar jelas entah nyata atau dibawah alam sadar ingin kubuka mataku sulit sekali, ngantuk dan malas menyeliputi sekujur tubuh, kedua bola mataku terbuka setengah, aku melihat ibuku berjalan dan membuka pintu hendak keluar Sedikit demi sedikit matakupun kembali merapat, selang beberapa menit suara benda jatuh terdengar keras seolah ada seseorang yg memukulku dgn keras akupun terbangun mencoba mengamati sumber suara itu. Pintu depan rumahku tidak tertutup dengan rapat kakikupun melangkah mendekatinya..kupegang gagang pintu itu ingin coba kututup akan tetapi entah kenapa hatiku pun sedikit berat. Kubuka gorden dan kaca jendela serta kuamati sekitarnya yang masih sangat gelap. Sungguh sangat kaget dengan apa yang aku lihat seolah tidak percaya…??? Aku berlari menghampiri dua sosok wanita di pojok depan rumah. Badankupun semua lemas tak berdaya melihat ibuku terjatuh dan tergeletak di tanah, disebelahnya seorang ibu berhati malaikat memegang kepala ibuku, tak bisa berpikir entah apa yang akan terjadi jika ia tidak ada pada saat itu mungkin kepala ibuku sudah hancur terbentur sudut anak tangga Syukur alhamdulilah ia masih bisa berjalan walaupun kulihat di wajahnya begitu pucat * Sekilas Tentang Ibu Berhati Malaikat Itu * Ia memang cukup disegani dilingkungan sekitar, semua anggota keluarganya sangat baik bahkan menjadi panutan bagi semuanya. Selain berhati malaikat iapun mempunyai semangat yang sangat luar biasa, suaminya mencari nafkah dengan menjual mie ayam sedangkan ibu itu seorang perempuan perkasa penjual gorengan dengan gerobak besar yang setiap harinya ia harus dorong menuju pasar di dekat rumah…dikala orang lain tertidur pulas ia harus menyiapkan dagangannya untuk esok…suara aktifitas itupun setiap hari kudengar karena memang rumah kita bersebelahan… Banyak kesaaman kulihat ia seperti ibuku, rasanya hanya dengan untaian kata-kata saja tidak lah cukup untuk menggambarkan semua hal tentang dirinya Jam berdetak menunjukkan pukul 16.30 itu artinya aku harus bergegas pulang setelah lelah dari seharian bekerja. Ditengah perjalanan pulang bunyi telepon berdering aku mendapat kabar buruk bahwa ibuku kembali sakit semua badan ku rasanya lemas, panik serta tidak bisa berpikir apapun selain terus berdoa agar tuhan jangan mengambil nyawanya sebelum aku tiba dirumah…. Sesampainya dirumah aku melihat ibuku tebaring di tempat tidur kulihat lelah dimata ayahku, kulihat pula kesedihan memancar jelas dimata adikku. Disekitannya kulihat ibu berhati malaikat itu bersama suaminya sedang memijat kaki dan memberikan air putih yang sudah dibacakan lafal ayat suci untuk diminumkan ke ibuku…. Allahu Akbar…Allah Maha Besar ke esokan harinya ibukupun kembali lebih baik. Dua hari sudah sejak kejadian itu tidak pernah kuliat lagi ibu berhati malaikat itu dengan segala aktifitasnya, ditengah keheningan malam tiba-tiba suara tangisan terdengar keras dari arah sebelah rumah, aku terbangun jarum jam terlihat jelas menunjukkan pukul 04.00 subuh setengah malas dan masih mengantuk sambil terus memperhatikan suara tangisan itu, makin lama terdengar keras sampai membuat anggota keluaga ku pun terbangun semua berlari keluar rumah.Sumber suara itu berasal dari rumah ibu berhati malaikat itu, semua anggota keluarganya menangis, ibu itu tergeletak dibawah seolah malaikat kematian berada disekitarnya, tubuh ini merinding aku dan ibuku pun hanya bisa terdiam tak percaya dengan apa yang kita lihat. Untuk pertama kalinya dalam hidup aku melihat Syakaratul Maut sebelum tuhan mengambil nyawanya walaupun samar-samar kulihat bibir ibu itu berusaha mengucapkan dua kalimat syahadat “Asyhadu alla ilaha ilallah wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rosuluh” Kedua matanya tertutup, bibirnya pun merapat… sejenak seluruh ruangan itupun pecah dengan suara tangisan, bibirku menggeretak kencang, air mata membasahi wajah, serta mata ku tidak bisa berkedip seolah kulihat ia adalah ibuku sendiri….Ibukupun begitu lemas ia menangis histeris seolah tak percaya dengan apa yang terjadi.tuhan mengambil nyawanya begitu cepat, walaupun orang disekitarnya sendiripun tidak pernah mempunyai firasat sedikitpun karena memang ia manusia yang tidak pernah mengeluh Tidak ada yang tau dengan pasti apa yang akan terjadi nanti mungkin hari ini atau esok kita sudah tidak bisa melihat indahnya matahari bersinar ketika pagi atau mungkin pula tubuh ini sudah terbujur kaku berselimut lembaran kain putih…..!! disetiap detik…menit…jam…hari..bulan serta tahun waktu akan berjalan semakin cepat bukanmelambat.Yang ada pada saat itu adalah rasa penyesalan mengapa hari ini waktu tidak bisa kita manfaatkan sebaik mungkin Sebab kematian itu akan datang hanya satu kaliDidalam sujud dan doa Aku selalu berdoa agar tuhan selalu… Memberikan surga untuk ibu itu…untuk ibuku serta semua ibu di dunia ini. Kematian Hanya Tuhan Yang Maha Mengetahui….. - Rangga Poeradisastra -

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun