Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Menstimulasi Sensorik dan Motorik yang Ditujukan pada Anak-Anak di PAUD Seruni, Tlogomas, Malang oleh Mahasiswa PMM Universitas Muhammadiyah Malang

13 Februari 2024   20:59 Diperbarui: 18 Maret 2024   21:26 141 0
Menstimulasi sensorik dan motorik adalah kunci penting dalam pengembangan dan kesehatan manusia, terutama pada tahap perkembangan awal. Stimulasi sensorik melibatkan aktivasi panca indera, sedangkan stimulasi motorik melibatkan gerakan tubuh. Pada anak-anak, interaksi yang kaya dengan lingkungan fisik dapat membentuk dasar keterampilan motorik dan sensorik yang kompleks. Implementasi stimulasi sensorik dan motorik yang tepat mendukung perkembangan fisik dan mental, membangun dasar yang kuat untuk kemampuan beradaptasi, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Pada kesempatan kali ini, kami mahasiswa PMM kelompok 63 gelombang 04 mendapat kesempatan untuk menstimulasi sensorik indera perasa dan peraba serta motorik halus dan kasar anak-anak PAUD Seruni.
Kegiatan menstimulasi sensorik indera peraba berupa menempelkan kapas ke gambar kereta api, langkah kerja yaitu dengan menguraikan kapas menjadi tidak beraturan lalu mengaplikasikan lem di kertas sesuai dengan pola gambar, dan menanyakan bagaimana tekstur dari kapas. Tim PMM kelompok 63 gelombang 4 juga menjelaskan sifat kapas agar mudah dipahami oleh anak -- anak. Selanjutnya, kegiatan memasukkan cotton bud ke media bahan bekas yang telah disiapkan yaitu kardus yang bergambar ular yang telah dilubangi. langkah kerja yaitu anak -- anak mengambil cutton bud yang telah dipotong lalu memasukkan cutton bud ke lobang ular yang dibagian bawahnya telah ditempeli lakban. Mahasiswa mengetahui adanya persamaan atau perbedaan antara teori dan kenyataan sesuai dengan pengabdian yang dilakukan. Selain itu, dapat memberikan media edukasi yang fun untuk anak -- anak seusia mereka. Dengan begitu, para guru dan orang tua mampu memahami bahwa anak -- anak dapat memproses informasi yang diterima oleh beberapa panca indera dan secara bersamaan mereka dapat mengutarakan apa yang mereka rasakan dengan bahasa dan sosialnya. Sebagai realisasi pengabdian mahasiswa, mahasiswa dapat mengetahui apakah pada seusia anak -- anak yang ada di Paud Seruni memiliki kemampuan dalam meraba benda kasar, halus, cair, dan padat.

Kegiatan menstimulasi sensorik indera perasa dengan cara makan buah rasa manis yaitu buah melon, rasa asam yang dipotong dadu yaitu buah lemon, merasakan rasa asin yaitu dengan garam dan merasakan rasa pahit dengan kopi. Langkah kerja dengan mempersiapkan media yang akan digunakan kemudian memberikan buah melon yang telah disiapkan lalu menanyakan bagaimana rasa dari buah melon tersebut, selanjutnya  memberikan buah lemon yang telah disiapkan lalu menanyakan bagaimana rasa dari buah lemon tersebut, selanjutnya memberikan garam lalu menanyakan bagaimana rasa dari garam tersebut, dan memberikan kopi lalu menanyakan bagaimana rasa dari kopi tersebut. Sebagai realisasi pengabdian mahasiswa, apakah pada seusia anak -- anak yang ada di Paud Seruni memiliki kemampuan dalam menyimpulkan berbagai rasa buah -- buahan (asam, manis, pahit, asin). Mahasiswa mengetahui adanya persamaan atau perbedaan antara teori dan kenyataan sesuai dengan pengabdian yang dilakukan. Selain itu, dapat memberikan media edukasi yang fun untuk anak -- anak seusia mereka. Dengan begitu, para guru dan orang tua mampu memahami bahwa anak -- anak dapat memproses informasi yang diterima oleh beberapa panca indera dan secara bersamaan mereka dapat mengutarakan apa yang mereka rasakan dengan bahasa dan sosialnya.

Kegiatan menstimulasi motorik halus berupa media kertas yang berbentuk es krim, memanfaatkan media bahan bekas dari kardus untuk dibuat flash cards yang dijadikan media berbentuk huruf A -- Z, dan angka 0 -- 10 dengan berbagai warna sehingga menarik perhatian anak -- anak Paud Seruni. Mekanisme kerja yaitu dengan cara menebak huruf dan angka setelah itu menebali mengikuti pola garis putus -- putus yang telah kami siapkan. Mahasiswa mengetahui adanya persamaan atau perbedaan antara teori dan kenyataan sesuai dengan pengabdian yang dilakukan. Selain itu, dapat memberikan media edukasi yang fun untuk anak -- anak seusia mereka. Dengan begitu, para guru dan orang tua mampu memahami bahwa anak -- anak dapat mengolah informasi yang terstimulasi sensorik untuk di interpretasikan dalam sebuah kemampuan halus seperti mempelajari warna, bentuk, menempel, dan lain -- lain. Sebagai bentuk realisasi pengabdian mahasiswa, apakah pada seusia anak -- anak paud dapat melakukan latihan kemampuan motoric halus (mempelajari warna, bentuk, menempel, dll) sesuai usianya dengan pernyataan teori yang sudah dipelajari. Karena melatih kemampuan otak untuk mengingat adalah sebagai bentuk usaha mengkoordinasi saraf tepi dalam melakukan sebuah gerakan.

Kegiatan menstimulasi motorik kasar berupa berlatih berjalan, melompat, dan berlari, Karena perkembangan cara berjalan juga membutuhkan koordinasi antara otot, tulang, dan sendi. Untuk menciptakan integrasi yang baik antara sensorik maupun motoric. Mekanisme kerja yaitu dengan mengimbau anak -- anak untuk berjalan, melompat dan berlari sesuai pola. Sebagai bentuk realisasi pengabdian mahasiswa, apakah pada seusia anak -- anak paud dapat melakukan latihan kemampuan motoric kasar (berlatih berjalan, melompat, berlari, dll) sesuai usianya dengan pernyataan teori yang sudah dipelajari. Karena perkembangan cara berjalan juga membutuhkan koordinasi antara otot, tulang, dan sendi. Untuk menciptakan integrasi yang baik antara sensorik maupun motoric. Dimana kegiatan ini juga disesuaikan dengan pernyataan teori yang sudah dipelajari.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun