Dari awal, Abak tidak setuju dengan pilihanku, terlebih Amak. "
Bapikialah Ned, guru la banyak di Indonesia
ko,'ang indak cocok jadi guru". Lagi, Amak mengomel, ditambah pula dengan anggukan kepala Abak, dengan raut jengkel, tangan Amak tetap piawai menyusun lembar -- lembar daun sirih, kapur, dan secuil pinang, saat sirih sudah dikunyah, raut jengkelnya berangsur surut, sementara aku, duduk bersila tekun menunggu perkataan berikutnya.
KEMBALI KE ARTIKEL