1. Ibadat Pembuka
A. Lagu pembuka
PS-653
TUNTUN AKU, TUHAN ALLAH
do=G 4/4 1/4=84
Tuntun aku Tuhan Allah, lewat gurun dunia
Kau perkasa dan setia, bimbing aku yg lemah
Roti surga roti surga, puaskanlah jiwaku
Puaskanlah jiwaku.
Buka sumber Air Hidup, penyembuhan jiwaku
Dan berjalanlah di muka, dalam tiang awanMu
Juru-slamat, juru-slamat, Kau perisai hidupku
Kau perisai hidupku.
B. Doa Pembuka
Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur atas hidup yang Engkau berikan dan kesempatan untuk menjadi saksi-Mu dalam setiap langkah kami. Bimbinglah kami agar kami senantiasa dapat mengalirkan kasih dan pengampunan, seperti air hidup yang Engkau anugerahkan kepada kami. Semoga dalam perjalanan kami bersama sebagai komunitas, kami semakin memahami makna pelayanan dan persaudaraan sejati, mengikuti teladan St. Carolus Borromeus. Kami mohon, ya Tuhan, agar Roh Kudus-Mu menyertai kami dalam setiap tindakan dan keputusan, sehingga kami dapat memuliakan nama-Mu melalui hidup kami yang sederhana dan penuh kasih. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.
C. Pembacaan Kitab Suci: Yohanes 4:13-14 (Yesus menawarkan air hidup kepada perempuan Samaria).
Yesus menjawab dan berkata kepadanya, "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya, air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
D. Renungan: Bagaimana air hidup yang ditawarkan Yesus mengalir dalam diri kita dan lingkungan kita? Bagaimana kita membawa air hidup ini ke dalam perjalanan sinodal?
Dalam kehidupan sehari-hari, Yesus memanggil kita untuk menerima dan membagikan "air hidup" yang Ia tawarkan, yaitu kasih dan rahmat-Nya yang tak terbatas. Sama seperti air memberi kehidupan kepada semua makhluk, kasih Yesus memberi kekuatan dan pengharapan kepada kita. Sebagai umat beriman, kita dipanggil untuk menjadi saluran air hidup ini bagi sesama melalui pelayanan, pengampunan, dan tindakan kasih yang nyata. St. Carolus Borromeus memberikan teladan yang luar biasa dalam hal ini. Sebagai seorang uskup dan pelayan Tuhan, ia dikenal karena kesederhanaannya, semangat pelayanannya kepada yang miskin dan tersingkir, serta dedikasinya dalam membimbing umat untuk lebih dekat kepada Tuhan. Ia menghidupi kasih Allah dalam setiap langkah hidupnya, tanpa batas-batas sosial atau ekonomi, dan menjadikan hidupnya sebagai berkat bagi banyak orang.
Ajaran Gereja yang tertilis dalam "Fratelli Tutti" Bab Tiga berbicara tentang kasih yang melampaui batas, menekankan bahwa persaudaraan sejati tidak boleh dibatasi oleh perbedaan ras, agama, atau status sosial. Persaudaraan ini memanggil kita untuk mengasihi sesama, terlepas dari latar belakang mereka. Dalam perjalanan sinodal, kita juga dipanggil untuk membawa semangat kasih universal ini ke dalam komunitas kita. Dengan mengikuti jejak St. Carolus Borromeus dan ajaran "Fratelli Tutti," kita diajak untuk tidak hanya menjadi penerima air hidup Kristus, tetapi juga menjadi mata air yang memancar, membawa kehidupan, pengharapan, dan cinta kasih kepada setiap orang yang kita temui, terutama mereka yang paling membutuhkan perhatian dan dukungan.
2. Pertanyaan Reflektif
- Apa makna air hidup bagi Anda dalam kehidupan sehari-hari?
- Bagaimana St. Carolus Borromeus menginspirasi Anda dalam pelayanan kepada sesama?
- Bagaimana Anda bisa menjadi saksi Kristus melalui tindakan sederhana di lingkungan sekitar?
- Apa yang bisa kita lakukan untuk membangun persaudaraan yang lebih erat di komunitas kita?
- Bagaimana peran kasih yang terbuka kepada semua orang bisa diterapkan dalam hidup berkomunitas (mengacu pada "Fratelli Tutti" Bab Dua tentang kasih universal)?