Di siang bolong saat jeda kantor
Menunggu pesanan rujak buah
Di trotoar yang jadi pangkalan jajanan
Kamu menunggu di bawah pohon Tabebuya
Di senja yang merona
Menunggu jemputan armada
Pulang ke pelukan bunda
Pohon Tabebuya sebagai penanda
Gedung kantormu berada
Titik kita selalu berjumpa
Saling tatap tapi tanpa suara
Kulihat pohon yang sama
Pohon Tabebuya di trotoar sana
Dari jendela kaca gedung seberang
Gedung kita saling berhadapan
Dipisahkan jalan
Dibatasi pedestrian
Aku di lantai 5 di gedungku
Kamu di lantai 4 di gedungmu
Selalu kuperhatikan
Kau menatap pohon Tabebuya lewat kaca
Kumenatapmu yang menatap pohon Tabebuya via jendela
Hingga Tuhan punya rencana
Mengenalkan kita dengan cara luar biasa
Saat itu hujan rintik
Senja menjelang untuk kita pulang
Kita menunggu bersama
Di bawah pohon Tabebuya
Yang sedang berbunga rindang
Bunga berjatuhan di rambutmu
Kuberi tahu
Sambil menatapmu ragu
Tapi hati tak bisa ditunggu
Ternyata kita ke arah yang sama
Lalu kita batalkan pesanan armada
Dan mencegat taksi yang lewat
Kali ini ada kata dalam tatap
Ada suara dalam kedap
Suara hati
Suara jiwa
Ternyata kita mengharap yang sama
Merindukan yang sama
Aku merindukanmu
Kamu merindukanku
Terima kasih
Pohon Tabebuya di trotoar sana