Muhammad Tulus Rusydi alias Tulus, yang masuk dalam jajaran penyanyi solo pria papan atas di tanah air sepuluh tahun terakhir ini tanggal 3 Maret lalu baru saja mengeluarkan album terbaru berjudul "Manusia" dengan lagu jagoannya "Hati-Hati di Jalan".
Hati-Hati di Jalan langsung trending di media sosial dan platform musik digital bahkan memecahkan rekor streaming terbanyak sepanjang sejarah untuk musik Indonesia di-Spotify Indonesia sebanyak 1,4 juta kali dalam satu hari dan juga masuk ke posisi 50 di Spotify global.
Pria asal Payakumbuh Sumatra Barat kelahiran tahun 1987 ini terkenal dengan lirik-lirik lagunya yang tidak biasa, sederhana, dan unik dalam arti penuh makna bukan unik yang nyeleneh aneh. Dengar saja lagu Sepatu, Gajah, atau hits pertamanya Jangan Cintai Aku Apa Adanya. Kesederhanaan dan ketulusan sosok Tulus sangat tercermin dalam lirik lagu dan pembawaannya menyanyi. Tapi untuk urusan suara jangan ditanya, banyak yang dibikin meleleh bin galau saat mendengarnya.
Bakat musik Tulus terasah sejak kecil karena sering menjaga toko kaset milik ibunya di kampung halamannya di Payakumbuh sana. Seperti kebanyakan toko kaset di pasar-pasar tradisional di era 80-90an pasti punya perangkat pemutar dan sound system yang bukan ala rumahan. Musik pun selalu diputar sebagai penarik pembeli. Sepulang sekolah sering dihabiskan waktunya menjaga toko.
Sedangkan ayahnya adalah seorang kontraktor yang membuatnya mengambil kuliah arsitektur di Bandung. Arsitektur adalah teknik yang mengandung unsur seni juga seakan memang seni sudah mendarah daging di dirinya. Meskipun akhirnya musik yang lebih menambat hatinya untuk diseriusi sebagai karir.
Menyadari talentanya di musik membuatnya mencari peluang dan mengembangkannya di Bandung, kota banyak musisi hebat, dengan membuat band semasa kuliah. Tulus tidak hanya mempunyai suara yang jernih dan merdu tapi juga punya ciri khas. Tarikan dan liukan nadanya hanya dia yang punya. Apalagi dia juga piawai menciptakan lagu.
Naluri bisnisnya yang terasah sejak kecil pula yang akhirnya membuat Tulus memproduksi sendiri lagu-lagunya dengan diproduseri oleh kakaknya sendiri. Tulus memilih jalur independen dengan mendirikan perusahaan sendiri Tulus Company. Tapi kemunculan pertamanya di tahun 2013 langsung menghentak industri musik tanah air. Tidak hanya laku di pasaran tapi secara kualitas pun dipuji media dan pengamat musik tanah air.
Tawaran manggung dan tampil di televisi mulai berdatangan. Termasuk kolaborasi dengan berbagai macam artis, hingga  hingga membuka jalan pada kesempatan lain termasuk menjadi juri The Voice Kids Indonesia selama beberapa season.
Karir musik Tulus terasa mulus. Â Penghargaan di beberapa ajang award musik pun berhasil disabetnya. AMI Award dan AMP Singapura adalah sebagian penghargaan yang diterimanya. Sebuah pencapaian yang baik bagi seorang musisi atau seniman ketika diterima secara komersil tapi juga diakui kualitas karyanya.
Terakhir "Hati-Hati di Jalan" sudah ditonton 16 juta views di YouTube dan jutaan kali streaming di platform musik digital. Lagu ini bercerita tentang rahasia jodoh, betapa pun sebuah hubungan sudah dirasa cocok satu sama lain akan tetapi tak akan bersama jika memang tak berjodoh. Lalu akhirnya harus ikhlas sambil melepas pergi dengan ucapan, "Hati-Hati di Jalan."
Judul ini sudah menjadi ungkapan umum bagi masyarakat kita dalam bahasa pergaulan dengan menyingkatnya menjadi "Titi DJ", mengambil dari kepopuleran seorang penyanyi wanita kita Titi Dwi Jayati alias Titi DJ.
Begitu pun dengan lagu ini di kalangan warganet dan bahkan penyiar radio menyebutnya embel-embel "Titi DJ". Hal ini membuat para warganet semangat untuk menyenggol dengan me-mention dan men-tag penyanyi Titi DJ di akun media sosialnya tiap kali mereka mendengar lagu Tulus ini atau membalas cuitan dan postingan yang berkaitan dengan lagu ini.
Bahkan perkembangan terakhir menjadi sebuah tantangan agar Titi DJ mau membuat lagu berjudul "Tulus". Hal ini sempat membuat viral.
