Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Bau Tanah Basah di Bumi yang Membelah

27 Desember 2020   15:22 Diperbarui: 31 Desember 2020   06:55 227 7
Bau tanah basah menyeruak ke segala penjuru. Aroma yang menimbulkan rindu. Wangi yang menghadirkan kenangan. Bau rindu.

Suara rintik hujan yang berdetak. Seakan menghentikan waktu berdetik. Bunyi yang membuai sukma. Suara jiwa.

Alunan simfoni alam yang membuai menyerang seluruh indera. Indah. Nikmat. Buaian yang membuat terlena. Melena rasa.

Tanah yang menguap. Hujan yang menggenang. Bercampur merasuk sukma. Menyusup jiwa. Merobek vena. Mengalir ke seluruh raga.

Aroma.
Rasa.
Cinta.
Kenangan.
Genta jiwa bertaburan.

Bumi bergerak. Alam bergerak. Semesta bergerak. Kita tak bisa menolak. Pikiran manusia berarak-arak. Berbolak-balik ke masa lalu, ke masa depan, ke masa sekarang. Cuma itu. Di pikiran.

Pikirku. Pikirmu. Kuasa-Nya.
Mimpiku. Mimpimu. Kuasa-Nya.
Usahaku. Usahamu. Kuasa-Nya.
Doaku. Doamu. Kuasa-Nya.

Hujan masih merintik.
Aku masih merintih.
Bumi yang membelah.
Kembali pada-Nya. Pasrah.


Depok, 27 Desember 2020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun