Baru mau merebahkan diri bunyi tanda pesan masuk ke ponselnya berturut-turut tanpa henti. Saat Rizky membacanya ada pesan dari salah satu senior di kantornya  di grup percakapan kantor yang meminta bantuan untuk donor darah karena anaknya masuk rumah sakit dan perlu segera ada tindakan transfusi darah. Banyak pesan yang masuk dari yang memberikan ucapan prihatin, doa, dan permohonan maaf karena tidak bisa membantu karena golongan darah yang tidak cocok dan alasan lain.
Rizky belum tergerak untuk membalas walaupun golongan darahnya sesuai dengan yang diminta. Bayangan di matanya tentang kampung halaman masih menari-nari tapi hatinya pun tak tenang setelah membaca pesan tadi. Rizky menatap koper dan tas ranselnya yang sudah teronggok rapi di lantai sambil menghembuskan napas ia lalu bergegas mengganti kaos tidurnya dan celana pendeknya. Dari rumah kostnya di daerah Tebet Jakarta Selatan, Rizky menggunakan taksi online menuju salah satu rumah sakit di Jalan Sudirman teman anak temannya itu dirawat.
Setelah dilakukan pemeriksaan Rizky dinyatakan cocok sebagai pendonor. Ada lima orang yang darahnya akan diambil sebagai donor karena pasien sangat membutuhkan banyak darah, semuanya dari pihak keluarga kecuali Rizky. Semua pendonor diminta menunggu karena tim dokter masih menangani pasien di ruang ICU.
Rizky harus menunggu sedang waktu terus berjalan hingga giliran Rizky diambil darahnya sudah menjelang imsak. Alex, kolega kantornya, ayah dari si pasien dan keluarga besarnya sangat berterima kasih pada Rizky karena akhirnya operasi berhasil dan anak Alex berhasil diselamatkan. Rizky pun senang walaupun dia tak jadi pulang kampung hari itu.
Sejak itu Rizky dianggap saudara oleh keluarga besar Alex, keluarga keturunan Tionghoa yang beragama Buddha. Bahkan beberapa bulan setelahnya Rizky diberangkatkan umroh oleh mamanya Alex. Walaupun keputusan Rizky untuk menolong bukan karena ingin mendapat balasan. Ia bahkan sempat ragu sejenak  tapi dengan niat tulus karena Allah dan cinta kasih pada sesama manusia membuat semuanya bisa terlaksana.
Sejatinya kasih sayang dan cinta adalah esensi beragama. Agama dan kepercayaan boleh berbeda-beda tapi kasih kepada sesama manusia adalah kemestian kita sebagai manusia. Dunia akan lebih damai walau diisi oleh orang-orang yang berbeda tetapi kita bisa saling menghormati dan mengasihi.
Semoga semangat Ramadan dan Waisak di tahun ini dapat memberi kesadaran baru bagi manusia untuk selalu melawan hawa nafsu untuk hal-hal yang negatif dan mengedepankan cinta dan kasih sayang pada sesama.