Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Habislah Gelap Terbitlah Terang: Holocaust Menuju Auschwitz!

29 Desember 2019   18:28 Diperbarui: 29 Desember 2019   22:57 30 0
"Perennial suffering has as much right to expression as a tortured man has to scream;" kata Theodor W. Adorno dalam bukunya Negative Dialektik (1970) terjemahan E. B. Ashton. Kalimat asli Adorno sebetulnya, "Das perennierende Leiden hat soviel Recht auf Ausdruck wie der Gemarterte zu brllen,"--- "penderitaan yang berkepanjangan mempunyai hak untuk diungkapkan sebagaimana orang yang dirajam (sama dengan martir: Gemarterte) mempunyai hak untuk menjerit (brllen)." Yang menarik, Theodor Adorno menempatkan kalimat tersebut dalam bagian akhir bukunya "Meditationen zur Metaphysik" dengan alasan, "kemampuan metafisika dilumpuhkan karena peristiwa-peristiwa aktual telah menghancurkan dasar yang mana pemikiran metafisis spekulatif bisa direkonsiliasi dengan pengalaman". Menurutnya, metafisika spekulatif ini nantinya berujung pada totalitarianisme.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun