"
Perennial suffering has as much right to expression as a tortured man has to scream;" kata Theodor W. Adorno dalam bukunya
Negative Dialektik (1970) terjemahan E. B. Ashton. Kalimat asli Adorno sebetulnya, "
Das perennierende Leiden hat soviel Recht auf Ausdruck wie der Gemarterte zu brllen,"--- "penderitaan yang berkepanjangan mempunyai hak untuk diungkapkan sebagaimana orang yang dirajam (sama dengan martir:
Gemarterte) mempunyai hak untuk menjerit (brllen)." Yang menarik, Theodor Adorno menempatkan kalimat tersebut dalam bagian akhir bukunya "
Meditationen zur Metaphysik" dengan alasan, "kemampuan metafisika dilumpuhkan karena peristiwa-peristiwa aktual telah menghancurkan dasar yang mana pemikiran metafisis spekulatif bisa direkonsiliasi dengan pengalaman". Menurutnya, metafisika spekulatif ini nantinya berujung pada totalitarianisme.
KEMBALI KE ARTIKEL