Ragam tipe hutan yang terdapat di kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) bila boleh dikata adalah menjadi keragaman kekayaan alam yang tidak ternilai harganya berupa hutan dan tumbuhan, sebagai tempat hidup satwa dan juga dapat dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Vegetasi hutan dan tumbuhan endemik atau dengan kata lain vegetasi hutan dan tumbuhan endemik yang ada di Taman Nasional Gunung Palung (letak wilayahnya berada di dua Kabupaten; Ketapang dan Kayong Utara, Kalbar) menjadi tanda nyata keberagaman jenis dan tumbuhan yang juga boleh dikata terlengkap di dunia.
Ragam keindahan hutan, tumbuhan dapat diliat secara langsung. Tidak hanya itu, ragam satwa pun dapat dijumpai disini (TNGP). Beberapa foto indah dan menarik memperlihatkan betapa Agungnya Karya Sang Pencipta.
Di Taman Nasional yang memiliki luasan 90.000 ha tersebut juga dikenal memiliki ragam tipe hutan, tipe hutan tersebut antara lain adalah Hutan Mangrove, Hutan Rawa gambut, Hutan Rawa Air Tawar, Hutan Dataran Rendah Dipterocarpaceae, Hutan tanah Alluvial, Hutan Sub Alpin dan Vegetasi Reofite.
Endro Setiawan, yang merupakan Kepala Unit Pengelolaan Stasiun Penelitian Cabang Panti, Taman Nasional Gunung Palung, menceritakan, selama pengalamannya selama 10 tahun meneliti di TNGP bersama peneliti dari dalam ataupun dari luar negeri.Ia menceritakan, di Kawasan Taman Nasional Gunung Palung banyak menyimpan keragaman tumbuhan dan satwa endemik yang dapat dijumpai disana (Gunung Palung) seperti orangutan, kelempiau, kelasi, enggang dan beberapa jenis burung. Gunung Palung yang merupakan kawasan hutan tropis dipterocarp dataran rendah terbaik yang masih tersisa saat ini.
Adanya hutan Sub alpin di Gunung palung dikarenakan adanya Massenerhebung effect (Efek Massenerhebung) yang merupakan variasi dalam garis pohon berdasarkan ukuran gunung dan lokasi.Secara umum, pegunungan dikelilingi oleh rentang besar akan cenderung memiliki garis pohon lebih tinggi dari pegunungan lebih terisolasi karena retensi panas dan bayangan angin. Efek ini penting untuk menentukan pola cuaca di daerah pegunungan, sebagai daerah ketinggian yang sama dan lintang mungkin tetap memiliki iklim jauh lebih hangat atau lebih dingin berdasarkan sekitarnya pegunungan.Petrus Kanisius-Yayasan Palung
KEMBALI KE ARTIKEL