Orangutan Pelansi yang telah di rescue dari Hutan Kuala Satong, pada akhirnya di translokasi di hutan desa Pematang Gadung. Sehari sebelumnya (10/12/2012), terlebih dahulu dilakukan Seremonial Penyerahan Orangutan di Kandang Transit IAR. Seremonial ini Serah terima dari YIARI kepada pemerintah daerah Kabupaten Ketapang. Serah terima tersebut dilakukan dari Bupati Ketapang yang diwakili Asisten 2 Setda Kabupaten Ketapang, Drs. Gurdani Ahmad, kepada BKSDA Kalimantan Barat melalui Seksi Wilayah 1 Kabupaten Ketapang. Dalam acara seremonial ini turut hadir juga Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, Disbudparpora,YIARI, Yayasan Palung, Fauna and Flora International.
Asisten 2 Setda Kabupaten Ketapang dalam kata sambutannya mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi kondisi Orangutan yang terus terancam nasibnya. Selain itu, disampaikan ucapkan terima kasih kepada beberapa NGO yang konsen terhadap konservasi Orangutan karena telah membantu dalam penyelamatan Orangutan dan habitatnya. Kerjasama semua pihak sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan kawasan yang menjadi lokasi pelepasan Orangutan Pelansi (Kawasan hutan desa Pematang gadung- red).
Orangutan Pelansi ditemukan April 2012 akibat terperangkap jerat di kawasan hutan Pelansi Desa Kuala Satong. Akibat terkena jerat membuat Orangutan Pelansi harus bertahan ± 10 hari tanpa makan dan minum. Beruntung Orangutan Pelansi yang hampir mati dapat di rescue serta di bawa di klinik YIARI. Orangutan Pelansi yang di rescue mengalami septicemia sebagai akibat cedera, tanganmengalami infeksi yang cukup parah terpaksa harus diamputasi.
Translokasi Orangutan Pelansi
Setelah acara seremonial serah terima Orangutan dilakukan, selanjutnya pada hari Selasa (11/12/2012), Orangutan Pelansi dilepaslairkan di kawasan hutan Desa Pematang Gadung. Tim yang ikut dalam pelepasanliaran berangkat pukul 05.30 Wib dari Kandang Transit Satwa menuju Desa Pematang Gadung dan sampai di Desa Pematang Gadung pukul 07.30 Wib, tiba di Desa Pematang Gadung dan selanjutnya menuju kawasan pelepasliaran.
Dalam perjalanan menuju kawasan pelepasanliaran harus menyusuri sungai. Dalam perjalanan disuguhkan pemandangan yang menarik dengan hadirnya berbagai jenis satwa dilindungi seperti Bekantan (Nasalis larvatus), Monyet ekor panjang, lutung, kelasi serta Orangutan (Pongo pygmaeus). Memang selama ini kawasan hutan yang ada di Kecamatan Matan Hilir Selatan (Desa Pematang Gadung, Desa Sungai Besar dan Desa Sungai Pelang) merupakan kawasan hutan rawa gambut yang mempunyai keanekaragam hayati serta menjadi tempat yang nyaman bagi Orangutan untuk berdiam, karena di areal tersebut pekan orangutan berupa buah Putat (Barringtonia sp,), ubah (Syzygium, sp,), Nyatoh (Plaquium, sp,), Jangkang (Elaeocarpus, sp,) masih cukup banyak tersedia. Selain itu, mengingat besarnya fungsi hutan tersebut menjadi keharusan semua pihak termasuk pemerintah daerah untuk melindungi kawasan tersebut terutama ancaman dari pembukaan areal perkebunan sawit dan pertambangan.
Pada pukul 09.45 wib, tim yang ikut dalam pelepasliaran tiba di Camp YIARI. Selanjutnya Orangutan dibawa ke tempat pelepasliaran yang berjarak ± 3 kilometer dari Camp. Dalam kegiatan pelepasliaran, tim yang terdiri dari BKSDA Seksi Wilayah I Ketapang, YIARI, Yayasan Palung, FFI dibutuhkan tenaga ekstra karena untuk menuju lokasi pelepaliaran memiliki medan yang berat serta banjir.Kegiatan pelepasliaran Orangutan Pelansi itu sendiri selesai pukul 12.14 wib. Walaupun telah dilepasliarkan, Orangutan Pelansi masih tetap di monitoring untuk memastikan kemampuan Orangutan beradapsi dengan lingkungan dan mandiri.
By : Petrus Kanisius "Pit"- Yayasan Palung