Berenang di sungai dengan arus yang deras adalah hal biasa.Bahkan bagi anak anak yang tinggal di pinggir sungai, mereka sudah diajar berenang sejak kecil.Sejak umur dua tahun saja, mereka sudah diikat di dalam ban dalam mobil saat ibu mereka mencuci baju di sungai Kapuas, Pontianak.Saya pernah melihat anak kecil umur 9 tahun bisa berenang menyeberangi sungai Kapuas yang lebarnya 400 meter bolak balik.Dia berenang sangat cepat.
Namun, sungai Kapuas yang membela kota Pontianak menjadi dua, mempunyai banyak anak sungai yang lebarnya 10 - 20 meter.Di anak sungai tersebut ada yang memiliki pusaran air.Anak sungai tersebut bahkan kelihatan permukaan airnya tenang.Tapi, air yang tenang jangan dikira tidak menghanyutkan.Penduduk setempat tahu dan juga tahu bagaimana caranya mengatasinya jika kebetulan berada di pusaran air tersebut.
Seorang penduduk dari suku Dayak memperagakan caranya.Dia mengatakan, jika kebetulan berada di pusaran air, hendaknya tidak boleh panik. Jika panik dan melakukan gerakan berenang, justru akan membuat pelaku tersedot ke dalam pusaran air dan hilang.Tetapi, harus tenang dan mengambil sikap kedua tangan rapat ke samping badan.Biarkan badan disedot oleh pusaran air.Kurang dari lima menit, badan akan terhempas ke pinggir sungai.
Tiba di anak sungai yang mempunyai pusaran air, dia memperlihatkan air yang tadi tenang tiba tiba berputar membentuk pusaran air dengan lubang yang dalam di tengahnya.Dia kemudian melemparkan seekor anak rusak ke dalamnya.Rusa tersebut panik dan tersedot dan tidak pernah muncul lagi.Sungguh menakutkan.Sebelum pusaran berikutnya datang, dia sudah terjun ke dalam anak sungai tersebut. Ketika pusaran air datang, dia bersikap sangat tenang.Tidak melakukan gerakan apa apa.Badannya dibiarkan tersedot ke dalam pusaran air, namun beberapa saat kemudian badannya terhempas ke pinggir sungai.
Berani saja tidak cukup, tapi harus tahu apa yang harus diperbuat…