Atau jika sepiku datang di dalam kegaduhan, kau akan datang menutup telingaku. Katakan saja, disini tidak baik, bagaimana dengan sepotong hujan di luar? Kita tak ada payung.. Astaga gadis ini, kawanan hujan adalah atap, kenapa kau mencari payung? Lalu kau mengikat genggamanmu pada kanan tanganku dan kau bawa lari.
Ku pikir-pikir kenapa aku suka membayangkanmu? Juga, kenapa disaat paling sepi aku baru memintamu datang? Aku tidak tau. Kau bertanya kenapa? Terima saja, jawabannya adalah karena. Aku tidak punya alasan lain. Kau tau aku tidak tau menciptakan alasan.
Tapi disaat yang paling sepi itu, kau memang datang. Seperti yang ku hayalkan, kau duduk persis disampingku. Harum mu masih segar yang sama. Yang membuat kejut kemudian adalah kau yang tertanya. Kamu siapa?
Ku jawab saja:Â perkenalkan A, aku luka.
Di akhir kau mencekikku, membiarkan ku mati. Katamu: luka tidak seharusnya ada.