Apa yang lebih menjadi candu, ibu, selain pelukmu yang lama. Kenapa di dunia ini, tak ada satupun yang jauh lebih menyenangkan, di banding bersembunyi di balik punggungmu.
Kenapa lelah-lelah menjadi sedemekian terasa, ibu, setelah jauh matamu untuk sekedar di tatap. Lantas, apa kau tau saat-saat, ku seka ingus dan air mataku yang berlomba menuju tanah? Apa pedih nyawamu? Anakmu belum bisa menjadi apa-apa, setelah payah kau usahakan kuat benangnya dan terbang ke langit...
Kenapa susah ku rasai kasihmu, ibu, yang jauh? Tidak maukah kau datang? Barangkali kaki-kaki yang layu, bisa kembali menjadi sedemikian kokoh, setelah ku rasai senyummu, jatuh di pelupuk mataku.