Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Rindu Dipungut Waktu

17 Januari 2025   17:27 Diperbarui: 17 Januari 2025   17:27 47 3
Senja yang mulai beringsut,

tenggelam di matamu yang sayup,

melukis aksara dengan segala jingganya.

Indah, meski harus menepi....

 

Di tempat yang sunyi,

aku menulis sebuah puisi,

tentang kita yang sedang berjuang,

tentang hidup yang tidak bisa ditebak.

Semuanya kutuangkan pada selembar kertas putih dengan coretan pena.

 

Di kelopak matamu ada puisi.

Begitu dalam, aku takut

meluluhlantakkan puisi

yang mendiami kelopak matamu selama ini.

Sebab arti dari semua pandangan matamu,

bisa menghapus buih-buih kesedihan

yang bergantung di mataku.

 

Puan, jika suatu saat nanti

puisiku bisa menyaingi puisi di kelopak matamu

 izinkan aku mengabadikannya

 dalam satu halaman buku.

 Menempatkan pada inti

 dari semua antologi puisiku.

 

Reruntuhan rindu jatuh

dipungut waktu,

Kata demi kata ku tulis rapi

dalam rahim puisi.

Imajinasi meledak di kepala

Aku tidak rela

Rindu dipungut waktu.

 

Lalu, aku mencoba untuk mengembalikannya,

mengubur dalam-dalam

agar rindu tidak tercecer kemana-mana.

Sebab bila hujan datang

rindu akan mengalir pada hati yang salah.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun