Jordi Amat merupakan pemain berpengalaman di kancah eropa , tetapi dirinya ceroboh, sehingga jala gawang indonesia jebol diawal laga. Sudah tahu di garis gawang Indonesia masih saja megangin kaos lawan ngga dilepas-lepas, yang menjadikan pemain Jepang terjatuh di area terlarang. Tak ayal hadiah tendangan pinalti diberkan wasit kepada Jepang, kedudukan berubah 0-1 bagi Jepang.
Ya, jelas saja lawan jatuh, apalagi setelah dilihat VAR jelas pelanggaran. Tak ayal, wasit Khamis Al-Marri asal Qatar yang dibantu Assistant 1, Taleb Al-Marri dan Assistant 2, Â Saoud Al-Maqaleh, keduanya dari Qatar dengan official dan VAR memberinya hukuman pinalti.
Memainkan babak kedua Garuda terlihat lebih berani nyerang, meski beda level rangking 17 melawan 142. Samurai Biru pantas menang, 3-1 atas Timnas Indonesia. Sebenarnga pasukan STY ini bisa mengimbangi Jepang, asal tampil percaya diri, main ngotot dan tidak rendah diri melawan pasukan Jepang rasa Eropa, pasti mampu mencuri poin.
Namun perlu diingat bahwa tim Asean lainya dikalahkan jauh lebih sadis, Thailand si raja ASEAN tumbang 0-5, kemaren Vietnam juga tumbang 2-4, kita Garuda cuma kalah 1-3.
Netizen menanyakan mengapa coach Shin Tae Yong tidak menurunkan Sananta. Elkan Bagot dan Kambuaya pun dimainkan menit-menit krusial menjelang akhir laga. Dikabarkan Sananta cidera atau kebugarannya menurun, namun untuk bermain 20 menit sisa babak kedua, menurut hemat saya dia masih mampu. Saat pertengahan babak kedua seharusnya Ricky Kambuaya dan Ramadhan Sananta masuk untuk memecahkan kebuntuan dan menciptakan kreativitas lapangan tengah. Â