Tidak bisa terbayang meninggalkan seorang anak yang masih duduk dibangku kelas 2 Sekolah Dasar dan seorang isrti demi mencari peruntungan di kota Makassar. Dari penuturan Sunardi, memilih profesi sebagai penjual kue buroncong karena saat itu musim penghujan dan tidak ada pemasukan dari hasil menjual air tahu. Setelah berkutat dengan teman penjual buroncong asal Makassar, Sunardi penasaran dan belajar membuat adonan buroncong. Di rasa mahir akhirnya berusaha sendiri sekaligus banting stir mendalami kuliner buroncong sebagai penyambung hidup merupakan alasan realistis di perantauan.
KEMBALI KE ARTIKEL