Kebanyakan kita terbiasa
“berkhianat” pada aturan atau anjuran di ruang publik. Slogan-slogan dengan teks-teks berbau peringatan atau dengan pesan tertentu, pelan-pelan dicabut
“kebermaknaannya” sehingga kata-kata itu menjadi hampa dan tidak lagi sakral. Lihat saja, betapa ketidaktaatan pada suatu slogan dimulai dari kantor-kantor pemerintahan bahkan di institusi pendidikan.
KEMBALI KE ARTIKEL