Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Imagine

10 April 2010   06:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:52 76 0
Imagine
Imagine there's no Heaven
It's easy if you try
No hell below us
Above us only sky
Imagine all the people
Living for today

Imagine there's no countries
It isn't hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people
Living life in peace

You may say that I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will be as one

Imagine no possessions
I wonder if you can
No need for greed or hunger
A brotherhood of man
Imagine all the people
Sharing all the world

You may say that I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will live as one

well,

lagu populer sekaligus kontroversial diatas, memang selalu terdengar enak ditelinga.

ada bagian yang paling Aku sukai dalam lagu itu:

You may say that I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will be as one


Aku percaya, seperti yang tertulis dalam lagu itu bahwa banyak orang yang cinta damai selalu dan mendambakan perdamaian dunia. Suatu saat tak ada lagi pertumpahan darah, dan aroma kebencian dimana-mana.

Walaupun kita semua tahu bahwa Negara dan Agama adalah dua kata yang selalu diikuti bayang gelap mata pengikutnya.

Pernah dengar kata-kata "Agama adalah candu bagi pengikutnya".
Terkadang agama memang disalahgunakan baik oleh oknum-oknum tertentu atau orang-orang yang beku hatinya. Dimana Agama menjadi segala-galanya bagi orang itu dan yang lain tidak dianggap penting. Orang menjadi anti sosial dan cenderung keras kepala. Agama bila dipahami secara salah kaprah dan berlebihan bisa juga menyesatkan manusia.

Padahal dalam ajaran Islam, disebutkan bahwa Islam adalah agama damai, agama penuh toleransi, agama yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan serta menentang pengkrusakan atau pembunuhan, baik dilakukan secara massif atau terhadap individu.

Ada 5 hak asasi manusia yang sangat dihormati dan dipelihara oleh agama Islam, yaitu Agama, Nyawa, Harta, Nasab dan Kehormatan.

Siapun yang melakukan pelecehan dan tindak kejahatan terhadap kelima hak asasi manusia tersebut tidak bisa diterima, dan Islam memberikan hukuman yang sangat berat terhadap pelakunya.

Allah swt. berfirman:

“Barang siapa membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain (bukan karena qishash), atau bukan karena membuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan ia membunuh manusia seluruhnya; dan barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan ia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya.” Al-Maidah: 32

Islam melarang menggunakan segala cara untuk meraih tujuan. Dalam suasana kecamuk perang sekali pun, Islam memberikan rambu-rambu dan etika berperang: tidak boleh membunuh orang yang telah menyerah, tidak boleh membunuh wanita, orang tua, anak kecil, tidak boleh merusak tanaman, atau tempat ibadah. Tawanan perang dalam Islam juga dijaga dan diperlakukan secara manusiawi. Oleh karena itu, setiap tindak kekerasan, pembunuhan atau pemboman, maka tindakan itu tidak bisa ditolelir, tidak bisa diterima, siapapun pelakunya, apapun agamanya. Dan Islam berlepas diri dari tindakan tersebut.

NB : Tahukah kamu, ada peristiwa yang tidak dipublikasikan dibalik pembuatan lagu itu, tentang bagaimana Jhon Lenon memperoleh inspirasinya?
Suatu hari Jhon Lenon berwisata ke suatu kota yang tidak disebutkan namanya, kota dimana semua penduduknya penganut agama yang taat.

Ia kemudian berkata kepada pemandu wisatanya ,'Saudara dapat berbangga atas kota saudara.
Saya amat terkesan melihat begitu banyak tempat ibadah di kota ini'. Tentu umat di sini sangat mencintai Tuhan.'

'Entahlah,' jawab si pemandu dengan sinis, 'mungkin mereka mencintai Tuhan, tetapi yang jelas mereka saling benci setengah mati.'

Jhon Lenon langsung teringat kepada seorang anak di kota itu yang pernah ditanya : 'Orang ateis itu siapa?' Anak itu menjawab: 'Orang ateis adalah orang yang tidak bertengkar tentang masalah agama.'

Siapapun boleh bermimpi akan kedamaian & kesejahteraan, Tapi bukan berarti harus meniggalkan atribut keagamaan. Selain itu damai tentu saja bisa tercipta jika ada keinginan bersama. Kuncinya cuma pada menerima dan menghargai perbedaan.. Jika masih belum bisa, setidaknya sesama penganut agama yang berbeda tidak saling membenci.

Karena sebenarnya bukan agama yang menyebabkan perang, tapi cara berpikir dan nafsulah yang menyebabkan perang.

Tidak ada yang salah dengan perbedaan, yang salah adalah bagaimana kita menyikapinya. Tidak ada yang salah dengan menganut agama, yang salah adalah bagaimana kita memahaminya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun